Minggu, 24 Mei 2015

AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome)

| Minggu, 24 Mei 2015
AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) - AIDS disebabkan  oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV). HIV menyerang sel-sel T pembantu (Helper T-cell) dalam sistem imun. HIV dapat bersifat laten selama bertahun-tahun sebelum aktif, yaitumengandalkan diri dan menghancurkan sel inang. Dengan menyerang dan mengurangi jumlah sel-sel pembantu, HIV melemahkan kemampuan tubuh untuk melawan penyakit. Seseorang yang terinveksi HIV dapat mengalami kematian jika mengalami berbagai penyakit yang disebabkan oleh melemahnya sistem imun.

Virus HIV AIDS

Orang yang Terjangkit Virus HIV AIDS

Setiap 100 orang yang terinfeksi HIV, 12 diantaranya menunjukkan tanda-tanda atau gejala AIDS. Gejal awal yang biasanya terjadi penyakit yang menyerupai flu, yaitu membengkatnya kelenjar limfe dan meningkatnya suhu tubuh. Gejala ini akan diikuti oleh suatu priode selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun tidak ada gejala suatu penyakit. Gejala lain yang tampak misalnya kanker kulit atau pneumonia. 

HIV dapat ditularkan melalui darah atau semen. HIV memasuki tubuh melalui luka atau jarum suntik yang terkontaminasi dengan darah yang mengandiung HIV. Beberapa cara penularan HIV adalah sebagai berikut.
  • Penggunaan jarum suntik secara bergantian pada pencandu obat-obatan terlarang. Darah yang terinfeksi HIV dapat menempel ke jarum suntik dan jika digunakan oleh orang lain, HIV dapat masuk ke dalam aliran darah orang tersebut.
  • Transfusi darah. Darah yang terkontaminasi HIV dapat masuk ke tubuh resipien.
  • Hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan atau hubungan seksual para homoseksual. Dengan berganti-ganti pasangan, kemungkinan ada pasangan yang beresiko tertular HIV. Hal ini dikarenakan hubungan seksual antar anus dapat menyebabkan luka. Jika salah satu pasangan terinfeksi HIV, pasangan lainnya dapat tertular HIV.
  • HIV dapat menular dari ibu yang hamil ke bayi yang dikandungnya atau dari ibu ke bayi yang disusuinya. Darah ibu mengalir ke tubuh bayi melalui plasenta sehingga HIV pun akan terbawah ke bayi. Air susu ibu yang terinfeksi HIV pun mengalirkan darah yang mengandung HIV melalui air susunya ke dalam tubuh bayi.
Sampai saat ini belum ditemukan obat atau vaksin untuk HIV. Para ilmuwan mencoba mengembangkan obat-obatan yang membuat HIV inaktif. Akan tetapi, yang menjadi permasalahan adalah obat-obatan dapat merusak limfosit. Berkurangnya atau rusaknya limfosit dapat menyebabkan penderita mengalami infeksi penyakit lebih lanjut. Salah satu limfosit dapat menyebabkan penderita mengalami infeksi penyakit lebih lanjut. Salah satu obat yang dikembangkan adalah zidovudine (AZT). Obat ini menghentikan replikasi HIV dan menghalangi aktivitasnya. Namun, obat tersebut dapat menimbulkan dampak yang berbahaya, yaitu anemia. Berbagai penelitian untuk menemukan vaksin HIV terus dilakukan. Akan tetapi, HIV dapat mengubah protein menyusun virus sehingga akan sulit untuk membuat vaksin yang benar-benar tepat untuk HIV. 

Pencegahan menularnya HIV dapat dilakukan dengan cara berikut:
  • Tidak menggunakan jarum suntik secara bergantian.
  • Tidak melakukan hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan.
  • Memeriksa darah dari donor terhadap kemungkinan terkontaminasi HIV.
  • Pengadaan program pendidikan yang membuat orang peduli akan penularan HIV dan bagaimana pencegahannya.

Related Posts

Tidak ada komentar:

Posting Komentar