Minggu, 14 Juni 2015

Eritrosit (sel darah merah)

| Minggu, 14 Juni 2015
Eritrosit (sel darah merah) - Eritrosit normal berbentuk cakram bikonkaf berdiameter kira-kira 8 um, dan tidak memiliki nukleus. Bentuk eritrosit sebenarnya dapat berubah-uba, seperti ketika sel-sel tersebut beredar melewati kapiler-kapiler. Eritrosit dapat dianggap sebagai kantung yang dapat berubah menjadi berbagai jenis bentuk. Pria dewasa normal memiliki 5,4 juta sel darah merah per mikroliter (uL) darah. Wanita normal memiliki 4,8 juta sel darah merah per mikroliter darah (1uL = 1 mm pangkat 3; satu tetes darah kira-kira 50 mm pangkat 3). Jumlah sel darah merah ini bervariasi pada kedua jenis kelamin dan pada perbedaan umur.

Sel Darah Merah

Sel Darah Merah

Setiap butir eritrosit mengandung hemoglobin. Hemoglobin adalah protein pigmen yang memberi warna merah pada darah. Setiap hemoglobin terdiri dari protein yang disebut globin dan pigmen non protein yang disebut heme. Setiap heme berikatan dengan rantai polipeptida yang mengandung besi (Fe pangkat 2+). Fungsi utama hemoglobin adalah mengangkut oksigen dari paru-paru membentuk oksihemoglobin.

Oksihemoglobin beredar keseluruh jaringan tubuh. Jika kadar oksigen dalam jaringan tubuh lebih rendah daripada dalam paru-paru, oksihemoglobin dibebaskan dan oksigen digunakan dalam proses metabolisme sel. Hemoglobin juga penting dalam pengangkutan karbon dioksida dari jaringan ke paru-paru. Selain itu, hemoglobin berperan dalam menjaga keseimbangan asam dan basa (penyangga asam basa).

Pembentukan eritrosit disebut juga eritropoiesis. Eritropoiesis terjadi di sumsum tulang. Pembentukannya diatur oleh suatu hormon glikopprotein yang disebut dengan eritrpoietin. Sel pertama yang diketahui sebagai rangkaian pembentukan eritrosit disebut proerittroblas. Dengan rangsangan yang sesuai maka dari sel-sel tuns (stem cell) ini dapat dibentuk banyak sekali sel. Proeritroblas kemudian akan membelah beberapa kali. Sel-sel baru dari generasi pertama ini disebut sebagai basofil eritroblas sebab dapat dicat dengan zat warna basa. Sel-sel ini mengandung sedikit sekali hemoglobin. Pada tahap berikutnya akan mulai terbentuk cukup hemoglobin yang disebut polikromatofil eritroblas. Sesudah terjadi pembelahan berikutnya, maka akan terbentuk lebih banyak lagi hemoglobin. Sel-sel ini disebut ortokromatik eritroblas dimana warnanya menjadi merah. Akhirnya, bila sitoplasma dari sel-sel ini sudah dipenuhi oleh hemoglobin sehingga mencapai konsentrasi lebih kurang 34%, nukleus akan memadat sampai ukurannya menjadi kecil dan terdorong dari sel. Sel-sel ini disebut retikulosit. Retikulosit berkembang menjadi eritrosit dalam satu sampai dua hari setelah dilepaskan dari sumsum tulang.

Related Posts

Tidak ada komentar:

Posting Komentar