Minggu, 17 Juli 2016

Pengertian Epigrafi

| Minggu, 17 Juli 2016
Pengertian Epigrafi - Epigrafi berasal dari kata up (di atas), graphein (menulis, tulisan). Epigrafi adalah ilmu yang menyelidiki sejarah berdasarkan bahan-bahan tertulis, yaitu tulisan kuno. Karena itu ada yang menyamakan epigrafi dengan paleografi (ilmu tentang tulisan kuno). Tidak mengherankan bila epigrafi sering dihubungkan dengan tulisan-tulisan pada prasasti. Memang penelitian terhadap prasasti sangat penting bagi studi sejarah Indonesia kuno, sejak zamannya Krom hingga sekarang tidak kurang dari 50% sebagai hasil rekonstruksi sejarah Indonesia berdasarkan penelitian prasasti. Namun juga tidak semua prasasti dapat dimanfaatkan untuk keperluan itu.
Pengertian Epigrafi

Pengertian Epigrafi
Dibalik itu juga perlu diketahui bahwa betapapun urgensinya prasasti sebagai sejarah, tidak berarti prasasti merekam semua peristiwa pada zamannya. Prasasti hanya merekam beberapa aspek tertentu seperti soal-soal politik, sosial, dan agama. Kehidupan masyarakat pada umumnya seperti ekonomi, seni, budaya, dan lain-lain jarang atau sedikit sekali disinggung dalam prasasti. Karena bila ingin mengetahui gambaran sejarah secara menyeluruh masih diperlukan sumber lain seperti karya-karya sastra, peninggalan purbakala, berita-berita asing dan lain-lain. Pitono dalam hal ini menyarankan agar dapat mencapai pengetahuan sejarah yang bulat dan obyektif metode yang terbaik dalam metode komparatif. Sejarah lainnya Sarono Kartodirjo, pelopor sejarawan sosial Indonesia menyarankan agar sejarawan dalam berusaha memperoleh pemahaman sejarah secara utuh menerapkan pendekatan yang dinamakan\nya pendekatan multi diomensional (multi dimention approach), atau social scientific approach. Yang dimaksud ini adalah untuk mencapai kebenaran sejarah yang objektif, serta menyeluruh sejarawan harus menganalisanya dengan berbagai pendekatan Ilmu sosial atau dimensi ilmu sosial secara terkait.

Tujuan utama epigrafi adalah pembacaan tulisan kuna tanpa kesalahan. Hal ini sangat ditekankan karena tulisan-tulisan kuna ini memang sukar di baca oleh nermagai sebab. Sebab-sebab itu antara lain : 1) huruf-hurufnya rusak karena bahan prasastinya aus akibat usia ataupun karena tangan-tangan usil, 2) tiap-tiap periode bentuk hurufnya mengalami perkembangan, 3) huruf memang sendiri sudah tidak terpakai lagi. Lain pada itu epigrafi juga bertugas menentukan kesalahan-kesalahan yang menyelinap dalam teks kemudian membersihkannya. Belum lagi bila prasasti itu sebagai prasasti turunan (tinulad) yang tidak jarang menimbulkan kesulitan karena penyalinannya tidak cermat baik dalam aksara maupun dalam bahasa. Ilmuwan yang pertama kali mengangkat epigrafi sebagai ilmu bantu sejarah ialah Ludwig Troube. Di Eropa tulisan epigrafi memusatkan perhatiannya pada naskah atau teks-teks manuskrip Yunani dan piagam-piagam dari zaman pertengahan. 


Related Posts

Tidak ada komentar:

Posting Komentar