Pekerjaan Sosial dan Ideologi Politik - Pekerjaan sosial dan ideologi politik Sementara banyak pihak menyimpulkan bahwa ideologi liberal adalah perspektif utama pekerjaan sosial, posisiposisi lain juga mempengaruhi pekerjaan sosial (Macht & Quam, 1986, dalam DuBois & Miley, 2005: 258).
Ironisnya, kaum konservatif mengecam kebijakankebijakan kesejahteraan sosial liberal, dan pelayaanpelayanan yang sering didukung oleh pekerja sosial, atas terjadinya ketergantungan. Kaum radikal menyalahkan kebijakan-kebijakan liberal yang sama ini atas penindasan orang-orang yang kurang beruntung dan orang-orang miskin. Namun demikian, Siporin (1980: 524) mengatakan bahwa pekerja sosial “harus memahami dan memanfaatkan jenis strategi-strategi, prinsip-prinsip, dan prosedur-prosedur pengendalian dan reformasi, karena unsur-unsur ini sesuai dengan situasisituasi pemberian bantuan. Praktek pekerjaan sosial harus bersifat konservatif dan juga radikal” (DuBois & Miley, 2005: 259). Campuran yang interaktif antara berbagai perspektif ideologis membangkitkan suatu ketegangan yang kreatif yang menyegarkan dan memperbarui profesi.
Praktek pekerjaan sosial yang nyata juga mencerminkan ideologi-ideologi yang berbeda ini (Macht & Quam, 1986, dalam DuBois & Miley, 2005: 259. Metodologimetodologi praktek mencerminkan kelompok-kelompok pemikiran yang berbeda, menggunakan strategi-strategi yang berbeda, dan menghadapi penerimaan oleh beberapa orang dan penolakan oleh orang lain selama periode sejarah tertentu. Program-program bantuan Masyarakat Organisasi Amal, psikoanalisis dan behaviorisme tradisional, pekerjaan sosial kelompok yang berorientasi remedial, dan perencanan sosial semuanya merupakan ideologi konservatif. Gerakangerakan liberal dalam pekerjaan sosial meliputi gerakan rumah pemukiman, pekerjaan sosial kelompok dan model-model tujuan sosial, dan strategi-strategi pengembangan lokalitas ari pengorgansiasian mayarakat.
Contoh-contoh praktek pekerjaan sosial radikal meliputi tarapi feminis, kelompok pembangunan kesadaran, model-model tindakan sosial dari pengorganisasian masyarakat. Metodologi-metodologi yang bervariasi semuanya adalah altenatif-altenatif yang sama-sama berguna, tetapi tidak harus sama-sama diinginkan pada semua situasi. Dalam kenyataan, suatu kesesuaian dogmatis dengan salah satu pedekatan menolak kemungkinan-kemungkinan dari alternatif-alternatif lain dan membatasi pemanfaatan sumberdaya-sumberdaya yang inovatif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar