Jumat, 29 Mei 2015

Hormon pada Pria

| Jumat, 29 Mei 2015
Hormon pada Pria - Proses spermatogenesis atau pembentukan sperma distimulasi oleh sejumlah hormon. Berbagai hormon tersebut adalah sebagai berikut.

Testosteron: Testoteron disekresi oleh sel-sel Leydig yang terdapat di antara tubulus seminiferus. Hormon ini penting bagi tahap pembelahan sel-sel germinal untuk membentuk sperma, terutama pembelahan meiosis untuk membentuk spermatosit sekunder.

Tempat Hormon testosteron  Pada Pria

Pergerakan Hormon pada Pria

Hormon pada Pria

LH (Luteinizing Hormone): LH disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior. LH berfungsi menstimulasi sel-sel Leydig untuk mensekresi testosteron.

FSH (Follicle Stimulating Hormone): FSH juga disekresi oleh sel-sel kelenjar hipofisis anterior dan berfungsi menstimulasi sel-sel sertoli. Tanpa stimulasi ini, perubahan spermatid menjadi sperma (spermiasi) tidak akan terjadi.

Estrogen: Estrogen dibentuk oleh sel-sel sartoli ketika distimulasi oleh PSH. Sel-sel sertoli juga mensekresikan suatu protein pengikat androgen yang mengikat testosteron dan estrogen serta membawa keduanya ke dalam cairan pada tubulus seminiferus. Kedua, hormon ini tersedia untuk pematangan sperma.

Hormon pertumbuhan: Hormon pertumbuhan (seperti juga sebagian besar hormon yang lain) diperlukan untuk mengatur fungsi metabolisme testis. Hormon pertumbuhan secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada spermatogenesis.

Reseptor untuk testosteron ditemukan di sebagian besar tubuh laki-laki dan di banyak organ. Hormon ini salah satunya bertanggung jawab untuk sebagian besar karakteristik dan perilaku laki-laki. Ia memelihara tubulus sperma dan bertanggung jawab untuk pertumbuhan yang cepat dari tulang selama masa pubertas. Hal ini juga menyebabkan pertumbuhan rambut yang diklasifikasikan sebagai pertumbuhan laki-laki dan otot yang diperlukan untuk bentuk tradisional laki-laki.

Hormon pria mengalami penurunan produksi selama proses penuaan dalam peristiwa kadang-kadang disebut menopause laki-laki, tetapi tidak ada bukti yang jelas mengapa hal ini. Beberapa menduga bahwa itu ada hubungannya dengan peningkatan lemak tubuh yang berisi enzim aromatase. Enzim ini telah secara tidak langsung terkait dengan penurunan hormon laki-laki dalam tubuh. Terlalu sedikit testosteron dapat menyebabkan penurunan minat seksual serta disfungsi ereksi. Tingkat hormon dapat diuji untuk mengetahui apakah mereka telah menurun dalam terapi efektivitas dan penggantian hormon mungkin bagi mereka yang dipengaruhi oleh masalah.

Related Posts

Tidak ada komentar:

Posting Komentar