Selasa, 11 Agustus 2015

Gempa Vulkanik

| Selasa, 11 Agustus 2015
Gempa Vulkanik - Gempa vulkanik adalah gempa Bumi yang terjadi karena adanya aktivitas vulkanisme, baik sebelum, pada saat, atau sesudah letusan. Magma yang keluar melalui gunung api bergerak bersama dengan batuan penyusun tubuh gunung api. Getaran akibat pergerakan tersebut diteruskan ke segala arah melalui materi penyusun kerak Bumi. Oleh karena itu, sebelum terjadi letusan gunung api terasa adanya gempa bumi terlebih dahulu. 
Gempa Vulkanik

Gempa Vulkanik
Gempa vulkanik adalah jenis gempa yang terjadi karena aktivitas magma di perut bumi. Gempa ini tergolong gempa yang cukup intensif terjadi di kepulauan Indonesia yang memiliki banyak gunung berapi. Setiap adanya letusan gunung berapi pasti sebelumnya terjadi getaran yang di rasakan oleh masyarakat sekitar gunung tersebut. Gempa inilah yang dimaksud dengan gempa vulkanik. Contoh: Gempa yang terjadi di daerah gunung Kelut sebelum meletus.

Gempa vulkanik adalah gempa yang disebabkan karena terjadinya aktivitas magma yang menyebabkan erupsi gunung berapi. Ini dapat diketahui karena banyak gunung berapi umumnya ditemukan di mana lempeng tektonik yang divergen atau konvergen, terutama dalam kawasan Ring of Fire. Setiap gunung api memiliki karakteristik tersendiri jika ditinjau dari jenis muntahan atau produk yang dihasilkannya. Akan tetapi apapun jenis produk tersebut kegiatan letusan gunung api tetap membawa bencana bagi kehidupan. Bahaya letusan gunung api memiliki resiko merusak dan mematikan.

Ada dua katagori gempa yang terjadi pada gunung api :
  1. Gempa vulkano-tektonik terjadi akibat perubahan tekanan pada batuan padat yang oleh injeksi atau tarikan magma (Chouet, 1993). Gempa jenis ini dapat menimbulkan tanah longsor dan retakan tanah yang luas. Gempa ini dapat terjadi karena batuan bergerak untuk mengisi ruang-ruang dimana magma sudah kosong. Gempa vulkano-tektonik bukan merupakan gejala gunung api akan meletus tapi dapat terjadi sewaktu-waktu.
  2. Gempa periode panjang ditimbulkan oleh injeksi magma ke dalam batuan di sekitarnya, sehingga timbul tekanan terhadap batuan yang pada akhirnya timbul gempa. Keaktifan gempa tipe ini menandakan bahwa gunung api akan meletus. Para ahli menggunakan seismograf untuk mencatat signal dari gempa-gempa yang disebut dengan tremor (getaran frekuensi tinggi ) (Chouet, 1993).
Gempa bumi vulkanik terjadi karena adanya proses dinamik dari magma dan cairan yang bersifat hidrotermal (peka terhadap panas), sehingga dapat dipakai sebagai tanda-tanda awal peningkatan keaktifan gunung api. Proses fluida (cairan) dinamis yang terjadi karena adanya gradien suhu dan tekanan magma dapat menimbulkan gelombang gempa yang berasal dari proses resonansi retakan yang terisi cairan magma. Frekuensi gempa vulkanik yang dominan berkisar antara 1 sampai 5 Hz, selain frekuensi rendah lainnya.

Related Posts

1 komentar: