Kamis, 26 Mei 2016

Pengertian Sentralisasi Obat

| Kamis, 26 Mei 2016
Pengertian Sentralisasi Obat - Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan diberikan kepada pasien diserahkan pengelolaan sepenuhnya oleh perawat (Nursalam, 2007).
Pengertian Sentralisasi Obat

Pengertian Sentralisasi Obat
Controlling terhadap penggunaan dan konsumsi obat, sebagai salah satu peran perawat perlu dilakukan dalam suatu pola/alur yang sistematis sehingga penggunaan obat benar-benar dapat dikontrol oleh perawat, sehingga resiko kerugian baik secara material maupun non material dapat dieliminier (Rosyidi, 2013).

Tujuan pengelolaan obat adalah menggunakan obat secara bijaksana dan menghindarkan pemborosan, sehingga kebutuhan asuhan keperawatan pasien dapat dipenuhi. 

Hal-hal berikut ini adalah beberapa alasan yang paling sering mengapa obat perlu disentralisasi yaitu:

  1. Memberikan bermacam-macam obat untuk satu pasien 
  2. Menggunakan obat yang mahal dan bermerek, padahal obat standar yang lebih murah dengan mutu yang terjamin memiliki efektivitas dan keamanan yang sama 
  3. Meresepkan obat sebelum diagnosis pasti dibuat hanya untuk mencoba
  4. Menggunakan dosis yang lebih besar daripada yang diperlukan 
  5. Memberikan obat kepada pasien yang tidak mempercayainya, dan yang akan membuang atau lupa untuk minum
  6. Memesan obat lebih daripada yang dibutuhkan, sehingga banyak yang tersisa sesudah batas kadaluarsa
  7. Tidak menyediakan lemari es, sehingga vaksin dan obat menjadi tidak efektif
  8. Meletakkan obat di tempat yang lembab, terkena cahaya dan panas
  9. Mengeluarkan obat dari tempat penyimpanan terlalu banyak pada suatu waktu sehingga dipakai berlebihan atau dicuri (Nursalam, 2007).
Teknik pengelolaan obat kontrol penuh adalah pengelolaan obat dimana seluruh obat yang diberikan kepada pasien diserahkan sepenuhnya kepada perawat. Pengeluaran dan pembagian obat sepenuhnya dilakukan oleh perawat.
  1. Penanggung jawab pengelolaan obat adalah kepala ruangan yang secara operasional dapat didelegasikan kepada staf yang ditunjuk
  2. Keluarga wajib mengetahui dan ikut serta mengontrol penggunaan obat
  3. Penerimaan obat: a. Obat yang telah diresepkan dan telah diambil oleh keluarga diserahkan kepada perawat dengan menerima lembar serah terima obat; b. Perawat menuliskan nama pasien, register, jenis obat, jumlah dan sediaan dalam kartu kontrol, dan diketahui oleh keluarga/klien dalam buku masuk obat. Keluarga/klien selanjutnya mendapatkan penjelasan kapan/bilamana obat tersebut akan habis. Serta penjelasan tentang 5T (jenis, dosis, waktu, pasien, dan cara pemberian); c. Klien atau keluarga selanjutnya mendapatkan salinan obat yang harus diminum beserta sediaan obat; d. Obat yang telah diserahkan selanjutnya disimpan oleh perawat dalam kotak obat
  4. Pemberian obat: a. Obat yang diterima untuk selanjutnya dipindah dalam buku daftar pemberian obat; b. Obat-obat yang telah disiapkan untuk selanjutya diberikan oleh perawat dengan memperhatikan alur yang tercantum dalam buku daftar pemberian.

Related Posts

Tidak ada komentar:

Posting Komentar