Selasa, 10 Februari 2015

Pengertian Fakta

| Selasa, 10 Februari 2015
Pengertian Fakta - Untuk mendefinisikan fakta sesungguhnya tidaklah semudah yang sering kita bayangkan. Masih terdapat berbagai pendapat dan tafsiran yang cukup melelahkan. Apa sesungguhnya fakta itu?

Fakta

Fakta

Menurut Oxford Advanced Leaner's Dictinary of Current English (2000: 449-450), yang dimaksud fakta adalah sebagai berikut.
  1. Sesuatu yang digunakan untuk mengacu pada situasi tertentu atau khusus.
  2. Kualitas atau sifat yang aktual (nyata) atau dibuat atas dasar fakta-fakta. Kenyataan; menyatakan fisik atau pengalaman praktis sebagaimana dibedakan dengan imajinasi, spekulasi, atau teori.
  3. Sesuatu hal yang dikenal sebagai yang benar-benar ada dan terjadi, terutama yang dapat dibuktikan oleh evidensi (bukti) yang benar atau dinyatakan benar-benar terjadi.
  4. Hal yang terjadi dapat dibuktikan oleh hal-hal yang benar, bukan oleh berbagai hal yang telah ditemukan.
  5. Suatu penegasan, pernyataan, atau informasi yang berisi atau berarti mengandung sesuatu yang memiliki kenyataan objektif, dalam arti luas adalah sesuatu yang ditampilkan dengan benar atau salah karena memiliki realitas objektif.
Tentunya tidak semua pernyataan di atas relevan dengan pembahasan kita sekarang ini, oleh karena itu harus kita seleksi. Suatu hal yang menarik dari pernyataan di atas bahwa fakta itu sifat khusus maupun terbatas, tidak bersifat general atau umum yang tidak terbatas. Selain itu, menunjukkan suatu sifat yang nyata, yang ditampilkan dengan benar-benar ada. terjadi karena memiliki realitas objektif. Dengan demikian, hal itu sangat sesuai dengan pernyataan Bactiar (1997: 112-113) bahwa fakta merupakan abstraksi dari kenyataan yang diamati, yang sikapnya terbatas dan dapat diuji kebenarannya secara empiris. Fakta pun merupakan building blocks yang digunakan untuk mengembangkan konsep (Schuncke, 1988: 19). Begitu pun menurut Helius Sjamsuddin bahwa fakta merupakan erat hubungannya dengan jawaban atas apa, siapa, kapan, di mana, dan juga dapat berupa benda-benda (things) yang benar-benar ada atau peristiwa apa yang pernah terjadi pada masa lalu (Sjamsuddin, 1996: 5). Fakta harus dirumuskan atas dasar sistem kerangka berfikir tertentu. Fenomena yang sama akan menghasilkan fakta yang berbeda apabila kerangka berfikir yang dipergunakan berbeda. Fakta harus merupakan rumusan yang tajam, tertentu, tidak mengandung pertanyaan dan memiliki bukti sendiri (Goode, 1952: 7-8). Oleh karena itu, menurut James A. Banks (1977: 84). Fakta adalah kejadian berbagai hal atau peristiwa tertentu yang pada gilirannya menjadi data mentah atau pengamatan dari ahli ilmuwan-ilmuwan sosial.

Sebagai contoh, menurut Carr (1985: 9-11) para sejarawan memperoleh fakta-fakta itu dari dokumen, inskripsi, dan ilmu-ilmu bantu sejarah lainnya seperti arkeologi, epigrafi, numismatik, dan kronologi. Di sini lah para sejarawan harus pandai menyeleksi terhadap apa yang dijadikan fakta tersebut. Selanjutnya Carr (1985: 11) dengan mengutip pendapat Pirandello menganalogikan bahwa fakta ibarat karung goni baru dapat berdiri tegak setelah diisi sesuatu di dalamnya. Jadi, jika terdapat ungkapan fakta berbicara dengan dirinya sendiri. Hal ini tentu saja tidak benar. Karena keberadaan fakta itu, kehadirannya atas kehendak sejarawan yang memilihnya dan menganggap relevan dengan kebutuhan penelitian. Lomas (Seixas, 1994: 281-282) menyatakan "Seseorang tidak bisa lepas dari arti ide dalam sejarah. Sejarah untuk menjadi penuh arti, tergantung pada seleksi dan hal ini pada gilirannya tergantung pada penetapan signifikasi kreteria untuk memilih yang lebih relevan dan menolak yang kurang relevan.

Related Posts

Tidak ada komentar:

Posting Komentar