Pengertian Interaksi Sosial - Interaksi sosianl adalah proses sosial yang menyangkut hubungan timbal balik antarpribadi, kelompok, maupun pribadi dengan kelompok (Popenoe, 1983: 104, Soekanto, 1993: 247). Interaksi sosial tersebut merupaka syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial. Mengingat dalam interaksi sosial tersebut di samping ruang lingkupnya sangat luas dan bentuknya yang dinamis (Gillin dan Gillin, 489).
Interaksi antara guru dan murid |
Interaksi Sosial |
Bagi siswa si kelas, konsep interaksi sosial merupakan konsep penting untuk dipahami, karena sesungguhnya tidak ada orang hidup dalam keterisolasian dan keterasingan yang terus menerus. Sebagai mahluk sosial, manusia selalu mengembangkan interaksi sosial sebagai manifestasi interdependensi antarsesamanya. Begitu pun siswa yang berada di sekolah, pada dasarnya merupakan pola miniatur masyarakat, aktivitas sehari-harinya tidak lepas dari interaksi sosial, baik interaksi dengan guru, petugas perpustakaan, maupun sesama teman.
Menurut Soekanto (1986: 52-53) berlangsungnya suatu proses interaksi didasarkan oleh empat faktor, antara lain imitasi, sugesti, identifikasi, dan simpati. Faktor imitasi sebagaimana dikemukakan sebelumnya oleh Gabriel Tarde (1842-1904) bahwa hubungan sosial berkisar dalam proses imitasi, bahkan semua pergaulan antarmanusia pada dasarnya tidak lepas dari proses imitasi (Gerungan, 2000: 31). Dalam sisi positif, imitasi dapat mendorong seseorang untuk mematuhi kaidah-kaidah atau norma-norma. Sedangkan dalam sisi negatif, imitasi yang meniru model tindakan-tindakan menyimpang maka tindakan peniru tersebut pun dapat menimbulkan tindakan yang menyimpang (Bandara, 1973).
Faktor sugesti berlangsung apabila seseorang pemberi suara pandangan atau suatu sikap tertentu yang diterima tanpa sikap kritis karena adanya hambatan emosional yang kurang rasional. Contoh konkretnya adalah seorang pemimpin karismatik dapat memengaruhi perilaku masyarakat dalam menggelarkan gelora politik konfrontasi terhadap suatu negara tertentu. Seorang bintang film ternama mampu mengiring kawula muda untuk menyukai pakaian yang menurut kita compang-camping. Faktor identifikasi merupakan kecenderungan keinginan-keinginan dalam dirinya untuk menjadi sama dengan orang lain. Contohnya, seorang anak laki-laki suka memakai sepatu ayahnya. Sedangkan yang merupakan faktor simpati adalah proses seseorang tertarik kepada orang lain, terutama untuk memahami, merasakan, maupun bekerja sama. Contonya, seorang siswa merasa simpatik kepada perjuangan rekannya yang telah menjadi juara I dalam Olimpiade Fisika.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar