Minggu, 08 Februari 2015

Pengertian Kebudayaan

| Minggu, 08 Februari 2015
Pengertian Kebudayaan - Istilah culture (kebudayaan) berasal dari bahasa latin, yakni cultura dari kata dasar colere yang berarti berkembang tumbuh. Namun, secara umum pengertian kebudayaan mengacu pada kumpulan pengetahuan yang secara sosial diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Makna ini kontras dengan pengertian kebudayaan sehari-hari yang hanya merujuk pada bagian-bagian tertentu warisan sosial, yakni tradisi sopan santun dan kesenian (D'Andrade, 1995: 1999).

Reogponorogo adalah salah satu kebudayaan Indonesia

Kebudayaan Indonesia

Tentu saja definisi di atas hanya sedikit memuaskan bagi para antropolog sebab begitu beragamnya definisi kebudayaan yang sempat mencemaskan sehingga makin dalamnya perpecahan dan dapat menimbulkan kemerosotan efektivitas disiplin ilmu (Saefuddin, 2005: 83). Sebagai contoh, Kroeber dan Kluckhohn dalam Culture: bahwa ternyata pada tahun tersebut ada 160 definisi kebudayaan. Hal ini pula yang dirasakan antropolog Roger M. Kessing, mengamati bahwa tantangan bagi antropolog dalam tahun-tahun terakhir adalah dipersempitnya kebudayaan sehingga konsep ini mencangkup lebih sedikit, tetapi menggambarkan lebih banyak (Keesing, 1981: 73).

Selanjutnya, Keesing mengidentifikasi ada empat pendekatan terakhir terhadap masalah kebudayaan.
  1. Memandang kebudayaan sebagai sistem adaptif dari keyakinan perilaku yang fungsi primernya adalah menyesuaikan diri dengan lingkungan fisik dan sosialnya. Pendekatan ini dikaitkan dengan ekologi budaya dan materialisme kebudayan, serta dapat ditemukan dalam kajian antropolog Julian Steward (1955), Leslie White (1949); 1959), dan Marvin Harris (1968; 1979).
  2. Memandang bahwa kebudayaan sebagai suatu sistem kognitif yang tersusun dari apa pun yang diketahui dalam berpikir menurut cara tertentu dan dapat diterima bagi warga kebudayaannya. Pendekatan tersebut memiliki banyak nama dan diasosiasikan dengan etnosains, antropologi kognitif, atau etnografi baru. Para tokoh kelompok ini adalah Harold Conklin (1955), Ward Goodenough (1956; 1964), dan Charles O, Frake (1964; 1963; 1969).
  3. Memandang kebudayaan sebagai sistem struktur dari simbol-simbol yang dimiliki bersama dan memiliki analogi dengan struktur pemikiran manusia. Tokoh-tokoh antropolognya adalah kelompok strukturalisme yang dikonsepsikan oleh Claude Levi-Strauss (1963; 1969).
  4. Memandang kebudayaan sebagai sistem simbol yang terdiri atas simbol-simbol dan makna yang dimiliki bersama, dapat diidentifikasi, dan bersifat publik, Tokoh antropolog pendekatan tersebut adalah Cifford Geertz (1973; 1983) dan David Schneider (1968).

Related Posts

Tidak ada komentar:

Posting Komentar