Minggu, 08 Februari 2015

Pengertian Sanksi

| Minggu, 08 Februari 2015
Pengertian Sanksi - Sanksi adalah suatu rangsangan untuk melakukan atau tidak melakukakn suatu perbuatan (Soekanto, 1993:446). Begitu pun hal yang serupa dikemukakan K. Daniel O' Leary dan Susan G. O' Leary dalam Classroom Management: The Successful Use of Behavior Modification mengemukakan bahwa sanksi merupakan upaya dengan suatu konsekuensi dan diduga dapat mengurangi atau menurunkan kemungkinan untuk melakukan perbuatan melanggar untuk masa yang akan datang (O'Leary dan O'Leary, 1977: 110).

Sanksi

Penjara adalah sanksi bagi orang yang melanggar aturan hukum

tanggungan (tindakan, hukuman, dsb) untuk memaksa orang menepati perjanjian atau menaati ketentuan 1022 undang-undang (anggaran dasar, perkumpulan dsb): dl aturan tata tertib harus ditegaskan apa -- nya kalau ada anggota yg melanggar aturan-aturan itu; 2 tindakan (mengenai perekonomian dsb) sbg hukuman kpd suatu negara: Dewan Keamanan PBB mengadakan -- thd negara yg menyerang negara lain; 3 Huk a imbalan negatif, berupa pembebanan atau penderitaan yg ditentukan dl hukum; b imbalan positif, yg berupa hadiah atau anugerah yg ditentukan dl hukum; 

Pemberian sanksi bagi siapa pun yang termasuk anak didik di sekolah adalah penting, namun semuanya itu hanya diberikan dalam kerangka mendidik dan bahkan oleh faktor-faktor emosional. Pandangan-pandangan pentingnya sanksi dalam suatu tertib organisasi diawali oleh pandangan-pandangan terapi psikologi belajar behaviorilistik. Ciri-ciri terapi behaviorilistik yang dominan adalah terfokus pada tingkah laku yang spesssifik apa yang ingin diubah, dan tingkah laku yang spesifik apa yang ingin diubah, dan tingkah laku baru yang bagaimana yang ingin dikembangkan. Dengan demikian, dalam pembelajaran yang dilandasi pandangan-pandangan behaviorilistik tersebut menaruh banyak harapan bahwa pada dasarnya melalui pengembangan teknik modifikasi-modifikasi perilaku dapat dihasilkan dan di bentuk perilaku-perilaku yang diharapkan. Apakah hanya pandangan behaviorilistik yang memiliki kepentingan pemberian sanksi tersebut? Tentu saja tidak karena semua aliran psikologi belajar dan pembelajaran (termasuk terapi) pada hakikatnya perlu adanya pemberian sanksi. Hanya saja terdapat perbedaan pada strategi demikian, mengenai pentingnya pemberian sanksi bagi anak didik yang distructive tidak sekedar penting bagi aliran behavioralistik saja.

Sebagai contoh, bagi pendukung psikologi belajar dan pembelajaran eksistensialisme-humanistik, mereka akan menempatkan siswa yang sangat berbeda dengan behaviorilistik. Di mana siswa sebagai subjek dalam mengembangkan proses aktualisasi dirinya. Pandangan-pandangan psikologi belajar dan pembelajaran eksistensial humanistik yang digagas Carl Rogers (1961) dan Abraham H. Maslow (1968) tersebut, lebih menekankan aspek pengembangan tanggung jawab dan potensi-potensi diri dalam hubungan sosial yang lebih bermakna untuk mencapai aktualisasi diri (Raffini, 1980: 147).

Related Posts

Tidak ada komentar:

Posting Komentar