Pengertian Kelangkaan - Kelangkaan adalah sebuah prinsip bahwa sebagian besar barang yang diinginkan orang hanya bersedia dalam jumlah yang terbatas, kecuali barang bebas seperti udara. Dengan demikian, barang umumnya dalam keadaan langka dan harus dijatah, baik melalui mekanisme harga maupun cara lainnya (Samuelson dan Nordhaus: 1990: 535).
Premium langka |
Gas Langka |
Kelangkaan adalah kondisi di mana kita tidak mempunyai cukup sumber daya untuk memuaskan semua kebutuhan kita. Dengan singkat kata kelangkaan terjadi karena jumlah kebutuhan lebih banyak dari jumlah barang dan jasa yang tersedia. [1]. Kelangkaan bukan berarti segalanya sulit diperoleh atau ditemukan. Kelangkaan juga dapat diartikan alat yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan jumlahnya tidak seimbang dengan kebutuhan yang harus dipenuhi. Kelangkaan mengandung dua pengertian:
- Alat pemenuhan kebutuhan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan.
- Untuk mendapatkan alat pemuas kebutuhan memerlukan pengorbanan yang lain.
Masalah kelangkaan selalu dihadapi merupakan masalah bagaimana seseorang dapat memenuhi kebutuhan yang banyak dan beraneka ragam dengan alat pemuas yang terbatas. Dalam menghadapi masalah kelangkaan, ilmu ekonomi berperan penting karena masal ekonomi yang sebenarnya adalah bagaimana kita mampu menyeimbangkan antara keinginan yang tidak terbatas dan alat pemuas kebutuhan yang terbatas. Apabila suatu sumber daya dapat digunakan untuk menghasilkan suatu alat pemuas kebutuhan dalam jumlah tidak terbatas, maka sumber daya tersebut dikatakan tidak mengalami kelangkaan.
Dalam kaitannya dengan masalah-masalah sosial lainnya, kelangkaan pun melahirkan teori stratifikasi sosial dalam sejarah perkembangan manusia. Teori skartsitas (kelangkaan) merupakan temuan pemikiran Michael Harner (1970), Morton Fried (1967). Teori ini beranggapan bahwa penyebab utama timbul dan semakin intensnya stratifikasi sosial disebabkan oleh tekanan jumlah penduduk. Tekanan jumlah penduduk tersebut sangat berpengaruh terhadap sumber daya yang menyebabkan masyarakat pemburu dan peramu memiliki pola subsistensi pertanian. Pertanian akhirnya menggantikan pola subsistensi pertanian. Pertanian akhirnya menggantikan pola subsistensi pemburu dan peramu. Sebut saja, komunisme primitif dalam masyarakat pemburu dan peramu merupakan cikal bakal pemilikan tanah oleh keluarga besar, namun pemilikannya masih bersifat komunal daripada pribadi.
Makin meningkatnya tekanan jumlah penduduk, mengakibatkan masyarakat holikultura makin memerhatikan pemilikan tanah serta makin kokohnya jiwa egoisme pribadi sehingga menghilangkan apa yang disebut sebagai "pemilikan bersama". Di samping itu, perbedaan akses terhadap sumber daya muncul dari suatu individu maupun kelompok, memaksa individu ataupun kelompok lainnya bekerja lebih keras untuk menghasilkan surplus ekonomi melalui apa yang dibutuhkan sampai terbentuknya kelompok yang bersenang-senang leisure class (Sanderson, 1995: 161). Dengan demikian, dalam teori kelangkaan tertanam kebiasaan persaingan maupun konflik materialistik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar