Pengertian Perilaku Politik Konservatif - Perilaku politik konservatif merupakan perilaku politik yang
diwujudkan berusaha melestarikan apa yang ada, agar terpelihara status quo
dengan sedikit sekali perubahan di hari depan. Jadi terkesan kuno, kolot, atau tidak
banyak perubahan. Perilaku politik ini bersikap mempertahankan keadaan,
kebiasaan, dan tradisi yang berlaku.
Sikap Politik Konservatif |
Perilaku politik Konservatif |
Konservatif adalah suatu paham yang ingin mempertahankan
tradisi dan stabilitas sosial, melestarikan pranata-pranata yang sudah ada,
menghendaki perkembangan tahap demi tahap, serta menentang peerubahan yang
radikal. Misalnya, UUD tidak boleh diganti atau diubah, kampanye di stadion,
serta mendengarkan ceramah.
Perilaku politik apapun yang ditampilkan oleh seorang
individu dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara memiliki alas
an yang berbeda karena tiap individu mempunyai sikap tertentu dalam menentukan
perilaku politik, termasuk yang apolitis sekalipun. Oleh karena itu, setiap
sikap politik yang kita tampilkan hendaknya didasari pada alasan-alasan yang
rasional berdasarkan nilai-nilai universal akan kebenaran dan keadilan.
Kaum konservatif jumlahnya tak seberapa namun mereka adalah kekuatan dominan dalam sebuah system sosial politik negara. Merekalah yang kemudian mengendalikan dan menjalankan system kekuasaan negara untuk meraup untung dan menikmati kekuasaan.
Agar kekuasaan mereka bertahan lama, kaum konservatif lebih cenderung mempertahankan dan melestarikan system yang sudah ada. Kalau pun mereka melakukan perubahan karena desakan dan dorongan luar oleh kelompok oposan, mereka hanya ingin perubahan itu tidak sama sekali menggeser atau menghilangkan posisi mereka dalam kekuasaan. Itupun, perubahan itu hanya mungkin terjadi bila situasi sudah sangat krisis dan mendesak yang memaksa mereka harus turun dari posisi kekuasaan.
Agar kekuasaan mereka bertahan lama, kaum konservatif lebih cenderung mempertahankan dan melestarikan system yang sudah ada. Kalau pun mereka melakukan perubahan karena desakan dan dorongan luar oleh kelompok oposan, mereka hanya ingin perubahan itu tidak sama sekali menggeser atau menghilangkan posisi mereka dalam kekuasaan. Itupun, perubahan itu hanya mungkin terjadi bila situasi sudah sangat krisis dan mendesak yang memaksa mereka harus turun dari posisi kekuasaan.
Konservatisme belum pernah, dan tidak pernah bermaksud menerbitkan risalat-risalat sistematis seperti Leviathan karya Thomas Hobbes atau Dua Risalat tentang Pemerintahan karya Locke. Akibatnya, apa artinya menjadi seorang konservatif di masa sekarang seringkali menjadi pokok perdebatan dan topik yang dikaburkan oleh asosiasi dengan bermacam-macam ideologi atau partai politik (dan yang seringkali berlawanan). R.J. White pernah mengatakannya demikian:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar