Senin, 24 Agustus 2015

Geografi Klasik

| Senin, 24 Agustus 2015
Geografi Klasik - Pada periode ini pengetahuan manusia tentang Bumi dipengaruhi oleh mitologi yang kemudian berkurang setelah berkembangnya ilmu alam dan ilmu pasti pada abad ke-6 SM. Sejak saat itu pengetahuan tentang Bumi banyak dipengaruhi oleh logika dan perhitungan matematika. Pandangan tentang bentuk dan gerak Bumi, seperti pendapat Thales (640-548 SM), yaitu bahwa Bumi berbentuk silinder yang terapung di atas air dengan bola hampa di atasnya, pendapat Permenides, yaitu bahwa Bumi berbentuk bulat, serta Heraclides yang mengemukakan bahwa Bumi berputar pada sumbunya dari Barat ke Timur, membuktikan pengaruh itu.
Geografi Klasik

Geografi Klasik
Selain itu berkembang pula pandangan logografi yang menceritakan tentang apa yang didengar dan dilihat tentang negara-negara lain. Claudius Ptolomeus menjadi tokoh penting dalam geografi setelah mengungkapkan definisi geografi sebagai suatu penyajian dengan peta dari sebagian permukaan bumi yang menunjukkan kenampakan umum yang terdapat padanya.

Tokoh lainnya adalah Strabo sebagai seorang pelopor logografi yang mengemukakan bahwa dalam studi geografi tidak hanya mempelajari tentang bentuk dan dimensi suatu daerah, tetapi tentang lokasinya. Ia menulis buku yang berjudul Geographica sebanyak 17 jilid yang di dalamnya terdapat korelasi antar lingkungan dan manusia.

 Geografi sudah dikenal sejak zaman Romawi kuno dan pengetahuan tentang bumi pada masa itu masih dipengaruhi oleh mitologi dan cerita rakyat. Pada awalnya ruang mukabumi banyak digambarkan oleh para pelancong, mereka menjelaskan pengalaman mereka ketika menemukan daerah yang berbeda dengan daerah asalnya. Beberapa tokoh geografi klasik antara lain: Amaximandaros, Thales, Herodotus, Erasthosthenes, Ptolomeus. Pada masa geografi klasik ini, pengetahuan manusia tentang bumi baru dipengaruhi oleh mitologi yang kemudian berkembang menjadi ilmu alam dan ilmu pasti. Tokoh pada masa geografi klasik diantaranya : Thales , Heraclides dan Parminides.

Secara lambat laun pengaruh  mitologi mulai berkurang seiring dengan berkembangnya pengaruh ilmu alam sejak abad ke-6 SM, sehingga corak pengetahuan tentang bumi sejak saat itu mulai mempunyai dasar ilmu alam, ilmu pasti dan proses penyelidikan tentang bumi dilakukan dengan memakai logika. Salah satu bukti bahwa pengetahuan telah didasarkan pada logika adalah telah adanya usaha untuk menjelasakan tentang suatu wilayah termasuk perilaku penduduknya. Sungguhpun peradaban yang lebih tua dan sejarah pemikiran manusia  di Asia (antara lain di Phunisia dan Mesopotamia) dan di Afrika (Mesir kuno), banyak dasar-dasar  ilmu dan pengetahuan sekarang ini telah bersumber  pada apa yang di pikirkan dan ditulis orang sejak zaman Yunani Kuno, beberapa abad sebelum permulaan tahun  Masehi. Pengetahuan yang bersifat empirik  kemudian berkembang pesat karena orang tidak lagi bersikap menerima begitu saja adanya kenyataan macam-macam fenomena (gejala atau segala sesuatu yang dapat diamati) yang di jumpai dalam kehidupannya di bumi.

Pada masa sebelum masehi, pandangan dan paham geografi dipengaruhi oleh paham filsafat dan sejarah. Uraian geografi bersifat sejarah, sedangkan uraian sejarah bersifat geografi. Selain itu juga pada masa ini muncul juga tulisan tentang pembuatan peta bumi atau lukisan fisis daerah tertentu. Hal ini menunjukkan bahwa geografi pada masa ini juga bersifat matematis. 


Related Posts

Tidak ada komentar:

Posting Komentar