Minggu, 23 Agustus 2015

Tata Surya Copernicus

| Minggu, 23 Agustus 2015
Tata Surya Copernicus - Matahari adalah sumber energi dan cahaya di planet Bumi. Antariks gravitasional satelit Bumi (Bulan) menyebabkan pasang surut laut. Lebih dari 2000 tahun lalu fakta nyata bahwa bintang, planet, dan Matahari, juga Bulan, semuanya bergerak mengelilingi Bumi telah diterima sebagai dasar model geosentris (pusat-bumi) tata surya.Gerak semu (apparent motions) planet, Bulan, dan Mataharirelatif terhadap bintang dan terhadap satu sama lain dijelaskan secara lengkap dalam teori Geosentris Hipparchus pada tahun kira-kira 140 Sebelum Masehi. Hipparchus adalah ahli astronomi terbesar dalam Yunani Kuno (Acient Greece). Selanjutnya teori tersebut dikembangkan oleh Claudius Ptolomaeus (ptolomy) sekitar tahun 150. T.M dan biasanya disebut Teori Ptolomaic.
Tata Surya Copernicus

Tata Surya Copernicus
Ahli astronomi Yunani, Aristarchus (kira-kira 310-230 SM) pernah menyatakan bahwa matahari mungkin berada pada pusat alam semesta dan Bumi mengitarinya, meskipun kemudian ia sendiri menolak gagasannya. Konsep heliosentris ini belum mendapat tempat dalam bidang asstronomi. Baru pada tahun 1543 terjadi revolusi ilmiah besar-besaran oleh Copernicus (1473-1543) yang mengganti model geosentris dengan model heliosentris yang lebih sederhana. Planet-planet yang berada di antara Matahari dan bintang berevolusi terhadap Matahari dengan orbit berbentuk lingkaran.

Dalam model Copernicus, matahari berada di pusat alam semesta bintang-bintang terletak pada bulatan angkasa dan berputar mengelilingi Matahari. Di antara bintang-bintang dan Matahari adalah planet-planet termasuk Bumi berputar mengelilingi Matahari pada masing-masing orbitnya, Gerak mundur semu (apparent retrograde) dari planet-planet dijelaskan dengan gerak relatif Bumi dan planet-planet yang bergerak disekitar Matahari dengan kecepatan sudut berbeda. Model Copernicus tidak sempurna  (deficient) dalam dua hal (respect) : bintang-bintang tidak berputar di sekitar Matahari dan planet-planet tidak mengikuti orbit sirkuler.

Dalam buku itu Copernicus dengan tepat mengatakan, ‘’bahwa bumi berputar pada porosnya, bahwa bulan berputar mengelilingi matahari dan bumi, serta planet-planet lain semuanya berputar mengelilingi matahari.’’ Tapi, seperti halnya para pendahulunya, dia membuat perhitungan yang serampangan mengenai skala peredaran planet mengelilingi matahari. Juga, dia membuat kekeliruan besar karena dia yakin betul bahwa orbit mengandung lingkaran-lingkaran.

Jadi, bukan saja teori ini ruwet secara matematik, tapi juga tidak betul. Meski begitu, bukunya lekas mendapat perhatian besar. Para astronom lain pun tergugah, terutama astronom berkebangsaan Denmark, Tycho Brahe, yang melakukan pengamatan lebih teliti dan tepat terhadap gerakan-gerakan planet. Dari data-data hasil pengamatan inilah yang membikin Johannes Kepler akhirnya mampu merumuskan hukum-hukum gerak planet yang tepat.

Related Posts

Tidak ada komentar:

Posting Komentar