Pengertian Perilaku Politik Moderat - Perilaku politik moderat merupakan wujud perilaku politik
yang bersifat selalu menghindarkan diri dari perilaku atau mengungkapkan yang
ekstrim, cenderung kea rah dimensi atau jalan tengah, dan mau mempertimbangkan pandangan
orang lain. Hal ini ditandai dengan penempatan diri di antara dua kelompok yang
berbeda pandangan atau pendapat. Kaum moderat cenderung berusaha mengakomodasi
pendapat masing-masing kelompok yang berbeda pendapat, hampir sama dengan
oportunis. Sifat oportunis cenderung meletakkan diri di tempat yang
menguntungkan dirinya sendiri. Pada sisi kiri atau kanan tidak jadi masalah
yang penting dia memperoleh keuntungan dengan sikapnya tersebut. Apabila ada
kerugian dia akan berubah sikap sesuai dengan kelompok yang menguntungkan
dirinya sendiri.
,Masyarakat Muslim Moderat |
Moderat(isme) adalah suatu sikap untuk mengambil jalan tengah dari suatu ide ketika dihadapkan dengan konflik terhadap ide lain, dengan kata lain kompromistis atau kooperatif. Maka tak heran ketika moderatisme selalu lekat dengan toleransi, karena ide mengenai toleransi sendiri merupakan tindakan kompromistis.
Konflik antar ide bisa terjadi pada keduanya, namun yang membedakan adalah sifatnya. Moderatisme bersifat lebih pasif, artinya sikap moderat hanya terjadi ketika menerima tekanan-tekanan ide yang berasal dari luar. Berbeda dengan radikalisme yang bersifat lebih agresif, terjadi tidak hanya ketika mempertahankan ide karena tekanan-tekanan ide yang berasal dari luar, namun juga terjadi ketika memperkenalkan dan menyebarkan ide-ide baru. Inilah mengapa para pembaharu biasanya terlihat lebih radikal ketika melahirkan pemikiran-pemikiran baru.
Kaum moderat akan mendominasi ketika: Sistem kehidupan secara umum berjalan dengan lebih mapan dan statis. Nilai-nilai normatif dalam sistem sosial masih berlaku dalam kehidupan bermasyarakat (baca: idealisme). Hal ini diikuti dengan kondisi perpolitikan yang biasanya sedang didominasi hanya oleh salah satu entitas politik, sehingga lebih stabil. Entitas politik mayoritas biasanya lebih kooperatif terhadap minoritas. Demikian juga situasi ekonomi yang lebih pasti, tumbuh dan merata. Dan juga hukum yang masih dapat memenuhi rasa keadilan masyarakat. Sedangkan dalam hal keamanan dan ketertiban cenderung minim konflik (horisontal) dan ancaman. Ketika masa ini terjadi, memang seharusnya moderatisme yang bekerja, karena segala permasalahan yang terjadi ketika itu akan bisa diatasi dengan dialog yang kompromistis. Jika radikalisme dipaksakan untuk bekerja pada masa ini maka yang terjadi adalah putsch.
Potret Islam Indonesia yang dahulu penuh dengan keramahan, toleran dan moderat itu menjadi kabur seiring dengan perilaku sebagian Muslim yang suka mengolok-olok apabila terjadi perbedaan pandangan, serta lebih mendahulukan ancaman dibanding memilih jalan dialog. Fenomena tersebut menjadi indikasi kuat yang..... https://www.itsme.id/hoax-dan-lunturnya-moderatisme-islam/
BalasHapus