Pengertian al-Qur’an - Kata al-Qur’an secara etimologis
berarti bacaan, berbicara tentang apa yang tertulis padanya, atau melihat dan
menelaahnya. Kata al-Qur’an digunakan untuk maksud nama kitab suci yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad. Bila di lafazhkan dengan menggunakan alif lam
(ma’rifah) berarti mencakup seluruh kandungannya secara lengkap, sedangkan
apabila tidak memakai alif lam (nakirah), maka ia boleh digunakan untuk
keseluruhan atau bagiannya saja.
al-Qur'an |
Pengertian al-Qur’an secara
terminologis antara lain dikemukakan oleh al-Syaukani sebagai berikut: Kalam
Allah yang diturunkan kepada Muhammad Rasulullah, tertulis dalam mushaf dan
dinukilkan secara mutawatir.
Rangkaian kalam Allah tersebut
kini telah tertuang secara sempurna dalam sebuah kitab suci yang diberi nama
al-Qur’an al-Karim. Kitab suci ini dinamakan demikian karena wahyu pertama
diturunkan kepada Nabi adalah iqra (bacalah). Dari makna ini dapat dipahami
bahwa seorang yang beriman diperintahkan untuk membaca dan memahami al-Qur’an,
yang diturunkan kepada manusia sebagai petunjuk (huda) agar memperoleh
kebahagiaan baik dalam kehidupan dunia maupun akhirat.
Dalam versi Fazlur Rahman
al-Qur’an adalah dokumen keagamaan dan etika yang bertujuan praktis, yaitu
untuk menciptakan masyarakat yang bermoral baik dan adil, yang terdiri dari
manusia-manusia saleh, religious, memiliki kesepakatan dan keyakinan dengan
adanya satu Tuhan yang memerintahkan kebaikan dan melarang kejahatan. Dengan
demikian, sebagai dokumen keagamaan, al-Qur’an dengan sendirinya menjadi asas
agama dan sumber syari’at.
Sesungguhnya al-Qur’an merupakan
suatu tatanan yang berisi perintah berbuat baik dan larangan berbuat jahat, ia
juga merupakan ekspresi perintah Allah yang harus ditaati oleh masyarakat dan
Negara. Kitab suci ini masih berdiri kokoh hingga sekarang sebagai sebuah
mukjizat yang terjaga keasliannya karena tidak seseorang pun mampu membuat satu
surat yang menyamai surat-suratnya, termasuk Nabi sendiri tidak dapat
membuatnya susunan bahasa begitu indah.
Al-Qur’an telah diterjemahkan ke
dalam berbagai bahasa, namun seperti kata Mahmud Syalthut hasil terjemahan
bukanlah al-Qur’an suci yang memiliki kemujizatan tak tertandingi, bahkan ia
dapat dijadikan sumber syari’at karena sebuah terjemahan hanya mencerminkan
pemahaman si penerjemah terhadap al-Qur’an. Menurut Hitti, tidak ada kitab di
dunia ini yang menyerupai al-Qur’an meskipun sudah banyak ahli bahasa dengan
mengerahkan kekuatan waktu dan uang untuk membuat ayat yang bisa menandingi
al-Qur’an. Al-Qur’an dijaga secara amat ketat. Walaupun al-Qur’an merupakan
kitab suci yang paling banyak dibaca.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar