Minggu, 01 November 2015

Pengertian Gerakan Ratu Adil

| Minggu, 01 November 2015
Pengertian Gerakan Ratu Adil - Gerakan ratu adil merupakan sebuah gerakan yang bersifat revolusioner karena menginginkan perubahan mutlak menuju suatu zaman yang tidak mengenal penderiataan rakyat dan lenyapnya ketidakadilan. Dalam gerakan ini dipercaya akan muncul seorang penyelamat yang disebut Ratu Adil atau Imam Mahdi.
Contoh gerakan ini terjadi di Desa Sementara di Sidoarjo pada tanggal 27 Mei 1903. Pemimpin gerakan ini bernama Kasan Mukmin. Dia mengaku mendapatkan wahyu dan menyatakan diri sebagai Imam Mahdi. Gerakan Kasan Mukmin ini berakhir setelah dia sendiri tewas tertembak polisi Belanda. Selain di Sidoarjo, gerakan Ratu Adil muncul pula di desa Bendungan, ini adalah seorang petani kaya bernama Dermodjo atau Bagus Talban. Konon dia bermimpi ditaksirkan untuk menjadi Ratu Adil. Dalam beberapa saat Dermodjo berhasil mengumpulkan pengikutnya. Akan tetapi, pemerintah Kolonial Belanda mematahkan gerakan tersebut pada tanggal 29 Januari 1907.


Gerakan Ratu Adil juga muncul di Kabupaten Blora. Pemimpin gerakan ini bernama Samin Surosentiko yang oleh para pengikutnya diangkat sebagai Ratu Adil dengan gelar Prabu Panembahan Suryangalam. Pada tahun 1890 , Samin Surosentiko yang bernama asli Raden Kahar, mulai mengembangkan ajaran di Blora. Banyak penduduk yang tertarik dengan ajarannya, sehingga dalam waktu singkat banyak orang yang menjadi pengikutnya. 

Pada saat itu pemerintah colonial Belanda menganggap ajarannya sebagai ajaran kebatinan atau agama baru yang tidak membahayakan keberadaan pemerintah colonial Belanda. Pada tahun 1907,, pengikut Samin berjumlah 5000 orang. Hal ini membuat pemeerintah colonial was-was dan menangkapi para pengikut samin. Pada taun 1907, pengikut Samin berjumlah 5000 orang. Hal ini membuat pemerintah colonial was-was dan menangkapi para pengikut  Samin. Pada tahun 1907, Samin Surosentiko ditangkap oleh pemerintah colonial Belanda. Setelah pengangkatannya sebagai Ratu Adil, Samin beserta 8 orang pengikutnya dibuang ke luar Pulau Jawa, dan meninggal pada tahun 1914.

Related Posts

3 komentar: