Pengertian Do'a dan Manfaatnya dalam Penyembuhan - Didalam buku ensiklopedi Islam jilid 2, halaman 317 dijelaskan bahwa do'a adalah ucapan permohonan dan pujian kepada Allah SWT. Dengan cara-cara tertentu. Berdo'a merupakan ibadah, bahkan merupakan intisari ibadah. Do'a merupakan ibadah yang tidak menuntut syarat-syarat dan rukun yang ketat.
Pengertian Do'a |
Pengertian Do'a dan Manfaat Do'a dalam Penyembuhan |
Allah SWT berfirman dalam surah Asy Syua'ara ayat 80 Waidzaa maridhtu fahuwa yasyfiin. Artinya : Dan bila aku sakit Dia-Lah yang menyembuhkan. (Q. S.26 : 80). Dipandang dari sudut kesehatan, do'a mengandung unsur psikoterapeutik yang mendalam. Psikoreligius terapi ini tidak kala pentingnya dibandingkan dengan psikoterapi, psikiatrik, karena ia mengandung kekuatan spiritual/kerohanian yang membangkitkan rasa percaya diri dan rasa optimisme (harapan kesembuhan). Dua hal ini, yaitu rasa percaya diri (self confident) dan optimisme, merupakan dua hal yang amat esensial bagi penyembuhan suatu penyakit di samping obat-obatan dan tindakan medis yang diberikan.
Dr. Dale A. Matthews (1996) dari Universitas Georgetown, Amerika Serikat mengatakan dalam pertemuan tahunan The American Psychiatric Association, antara lain bahwa mungkin suatu saat kita para dokter akan menuliska do'a pada kertas resep, selain resep obat pada pasien. Selanjutnya beliau mengatakan bahwa dari 212 studi yang telah dilakukan oleh para ahli, ternyata 75% menyatakan bahwa komitmen agama (do'a) menunjukkan pengaruh positif pada pasien.
Suatu studi dilakukan di San Fransisco terhadap 393 pasien jantung untuk mengetahui sejauh mana efektivitas do'a. Kelompok pasien jantung dibagi dalam dua kelompok secara acak (random), yaitu mereka yang memperoleh terapi do'a dan yang tidak Hasilnya menunjukkan bahwa mereka memperoleh terapi do'a ternyata sedikit sekali yang mengalami komplikasi, sementara yang tidak banyak timbul berbagai komplikasi dari penyakit jantungnya itu.
Sejauh mana agama baik bagi kesehatan, hal ini diungkapkan oleh Dr. Moore, RD dan kawan-kawan dalam penelitiannya berjudul Youthful Precursors of Alcohol Abuse ini Phsicians (1990), sebagaimana termuat dalam American Journal of Medicine (1990, 80: 332-6), yaitu bahwa mahasiswa kedokteran yang tidak mempunyai komitmen agam akan berisiko 4 kali lebih besar terlibat penyalahgunaan minuman keras (alcoholism).
Dr. Oxman, TE dan kawan-kawan dalam artikelnya sebagaimana termuat dalam Psychosomatic Medicine. 57:5-15, 95,4,1 (1995) yang berjudul Lack of Social Participation or Religious Strength of Comfort as Risk Factors for Death after Cardiac Surgery in the Elderly; mengemukakan bahwa salah satu faktor prediksi yang kuat bagi keberhasilan operasi jantung (artinya pasien tetap hidup) adalah sejauh mana tingkatan keimanan pasien. Dari studi yang telah dilakukan terbukti bahwa semakin kuat keimanan seseorang semakin kuat proteksinya terhadap kematian akibat operasi jantung tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar