Minggu, 01 Mei 2016

Pengertian Epistemologi

| Minggu, 01 Mei 2016
Pengertian Epistemologi - Asal kata istilah epistemologi adalah dari bahasa Yunani, yakni episteme (pengetahuan) dan logos (teori). Dengan demikian, epsitemologi adalah suatu kajian atau teori filsafat mengeni (esensi) pengetahuan.
Epistemologi

Pengertian Epistemologi
Menurut Koestenbaum (1968), secara umum epistemologi berusaha untuk mencari jawab atas pertanyaan "Apakah pengetahuan? Akan tetapi, secara spesifik, epistemologi berusaha menguji masalah-masalah yang kompleks seperti: hubungan antara pengetahuan dengan kepercayaan pribadi, status pengetahuan yang melampaui pancaindera, status ontologis dari teori-teori ilmiah, hubungan antara konsep-konsep atau kata-kata yang bersifat umum dengan objek-objek yang ditunjuk oleh konsep-konsep atau kata-kata tersebut, dan analisis atas tindakan mengetahui itu sendiri.

Pada umumnya orang awam percaya begitu saja bahwa pengetahuan atau persepsi kita mengenai suatu objek adalah gambaran yang sebenarnya dari objek itu. Misalnya, gambaran tentang sebuah pohon (yang ada dalam pikiran kita) sama dengan pohon sebenarnya yang diihat oleh kita. Orang awam tidak akan mempermasalahkan validas dari hubungan antara pengetahuan yang mereka miliki dengan fakta sebenarnya dalam kenyataan.

Akan tetapi, para filsuf mempertanyakan validitas dari kepercayaan itu. Mereka akan bertanya, apakah kepercayaan itu bisa dipertanggungjawabkan? Kenyataan menunjukkan bahwa pengetahuan yang kita miliki sering berbeda dari kenyataan yang sebenarnya. Misalnya, kita seolah-olah melihat garis batas yang bengkok di dasar kolam renang, tetapi pada kenyataannya garis tersebut adalah lurus.

Menurut J.F.Ferrier (dalam Koestenbaum, 1968) epistemologi pada dasarnya berkenaan dengan pengujian filsafat terhadap batas-batas, sumber-sumber, struktur-struktur, metode-metode, dan validitas (kebenaran) pengetahuan. 

Para ahli filsafat seperti John Locke (1632-1704). David Hume (1711-1776), dan Immanuel Kant (1724-1804) sering mengajukan pertanyaan seperti ini: Apakah pengetahuan, terutama pengetahuan yang benar, mungkin tercapai oleh manusia?Ada sejumlah jawaban yang diajukan dalam filsafat, di antaranya: skeptisme, realisme naif, skeptisisme Descartes, realisme kritis, kritisisme Immanuel Kant, dan positivisme logis.

Skeptisisme. Menurut paham ini, tidak mungkin kita mencapai pengetahuan, selain berupa pengenalan-pengenalan yang bersifat sementara. Gejala dan realitas selalu berubah dan perangkat perseptual (indera) manusia tidak sempurna, sehingga hasil persepsi (pengetahuan) manusia tidak pernah bisa dipercaya. Demikian juga, rasio atau pemikiran manusia sangat terbatas, sehingga tidak akan pernah mungkin sampai pada pengetahuan yang sejati. 

Realisme Naif. Pandangan ini biasanya dianut oleh orang awam (commom sense). Menurut paham ini, pengetahuan sangat dimungkinkan sejauh bersesuaian dengan objek yang dipersepsi. Pengetahuan, konsep, atau gambaran tentang pohon, misalnya, harus sesuai dengan dengan pohon yang diamati.

Related Posts

Tidak ada komentar:

Posting Komentar