Pengertian Leverage Keuangan dan Resiko - Leverage keuangan ialah aktiva perusahaan yang dibiayai dengan utang, atau harta perusahaan yang di dongkrat dengan utang, makin tinggi utang makin tinggi resiko, dan perusahaan makin berbahaya dalam kondisi bisnis buruk karena besarnya kemungkinan laba operasi tidak mampu untuk membayar bunga pinjaman. Total utang dibagi total aktiva disebut leverage faktor (LF) atau disebut debt ratio.
Pengertian Leverage Keuangan |
Pengertian Leverage Keuangan |
Resiko perusahaan dinyatakan dalam bentuk keuangan, dan lazim berhasilnya pemilik perusahaan memperoleh hasil yang diharapkan akibat perusahaan dibiayai dengan hutang, atau akibat besarnya leverage keuangan. Makin tinggi hutang, makin tinggi beban bunga, maka makin tinggi resiko keuangan. Cara perhitungan leverage keuangan ialah:
Leverage keuangan= Laba operasi sebelum bunga dari pajak/Laba sebelum pajak
Laverage keuangan mempunyai pengaruh langsung terhadap pendapat per saham (earning per share atau lazim disingkat EPS). Pada kondisi bisnis krisis, di mana penjualan kecil dan laba operasi kecil, jika laverage keuangan tinggi maka EPS akan rendah bahkan bisa negatif. Sebaliknya jika kondisi bisnis baik. di mana penjualan tinggi dan laba operasi tinggi, jika leverage keuangan tinggi, maka EPS akan tinggi. Hakikatnya penggunaan utang untuk membiayai perusahaan adalah berisiko, makin perusahaan dibiayai dengan utang, makin tinggi resikonya.
Dalam kondisi bisnis lemah atau dalam kondisi krisis ekonomi, seyogyanya perusahaan tidak menggunakan utang untuk membiayai investasinya, karena dalam kondisi bisnis lemah pada umumnya laba operasi tidak mampu menutup beban bunga. Akibatnya laba bersih negatif dan EPSnya negatif, artinya pemilik (investor) tidak memperoleh hasil atas investasiny. Untuk memudahkan pandangan di atas, berikut ini disajikan contoh PT.ABC.
PT ABC memiliki Total harta (assets) Rp 10.000, alternatif 1 laverage keuangan adalah 0% atau seluruhnya perusahaan dibiayai oleh modal sendiri. Alternatif 2, laverage keuangan 80%, artinya perusahaan dibiayai oleh utang sebesar 80%. Biaya variabel (variabel cost) 40%, biaya tetap (fixed cost) Rp 2.000, pajak perseroaan (corporate tax) 50%. Penjualan dalam kondisi ekonomi resesi Rp 4.000, pada kondisi ekonomi normal Rp 10.000, dan pada kondisi ekonomi sangat baik Rp 12.000. Nominal saham per lembar Rp 10. Berdasarkan data di atas dapat dihitung pendapatan per saham atau earning per share atau EPS dan laverage keungan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar