Rabu, 31 Agustus 2016

Pengertian Revolusi Sosial

| Rabu, 31 Agustus 2016
Pengertian Revolusi Sosial - Suatu revolusi sosial mencakup penumbangan negara masyarakat dan struktur kelas serta penciptaan pengaturan-pengaturan sosial yang baru. Dengan demikian suatu transformasi yang sangat luas dan mendasar terjadi sebagai akibat dari suatu pergolakan yang membuka era baru dalam hidup manusia. Dikemukakan oleh Skocpol (1979), dan Goldstone (1986a), kondisi-kondisi yang memungkinkan terjadinya revolusi adalah sebagai berikut.
Pengertian Revolusi Sosial
Pertama adanya kekuatan politik yang sangat terkonsentrasi pada negara, sehingga terdapat aparatur-aparatur pemerintahan yang sentralistis, misalnya sistem monarkidi Prancis sebelum 1789, orde Tsar di Rusia sebelum 1917, dan rezim Kuomintang di Cina sebelum 1949. Akibatnya, negara dapat menjadi fokus kemarahan dan sserangan kolektif.

Kedua, aliansi militer dengan rezim yang mapam diperlemah sehingga militer tak lagi menjadi sarana yang diandalkan untuk memberangus kekacauan domestik. Ketika pejabat-pejabat militer tak lagi berpihak pada pemerintah pusat, atau ketika tentara bersimpati terhadap rekan-rekan sipil mereka, serangan terhadap negara akan meningkat dan penguasa negara sentralistik dengan mudah ditumbangkan. Ini tampak sangat jelas dalam kasus kejatuhan rezim Marcos pada bulan Februari 1986 di Filipina.

Ketiga, terjadi sejumlah krisis politik yang memperlemah rezim yang ada dan yang berandil bagi kehancuran aparatur negara. Krisis semacam itu seringkali berkaitan dengan konflik internasional yang menggunakan waktu lam, yang mengakibatkan kekalahan militer. Ini tampak dalam kekalahan Perancis dari Inggris pada tahun 1700-an, kekalahan Rusia dalam perang Rusia-Jepang pada tahun 1905 dan dalam Perang Dunia I, dan kekalahan Cina oleh Jepang dalam Perang Dunia II.

Keempat, suatu lapisan penting penduduk harus dikerahkan untuk melakukan peemberontakan yang membawa suatu elite baru kepada tampuk kekuasaan. Revolusi kaum petani biasanya berasal dari pengambilalihan tanah oleh para tuan tanah, peningkatan secara mencolok pajak atau sewa tanah, atau karena problem kelaparan. Pemberontakan-pemberontakan kaum urban biasanya dipicu oleh kenaikan tajam harga bahan-bahan makanan dan tingginya angka pengangguran.

Sejumlah sejarawan dan sosiolog telah meneliti revolusi-revolusi penting yang terjadi di dunia Barat guna mencari tahapan-tahapan dan pola-pola umum dalam perkembangan revolusi-revolusi yang bersangkutan. Yang mereka teliti adalah Revolusi Inggris pada tahun 1640, Revolusi Amerika pada tahun 1776, Revolusi Perancis pada tahun 1789, dan Revolusi Rusia pada tahun 1917.

Sebelum revolusi, kum intelektual menarik dukungannya atas rezim yang ada dan menuntut reformasi besar-besaran. Di bawah tekanan yang terus meningkat, negara mencoba menghadapi berbagai kritik dengan melaksanakan sejumlah reformasi, misalnya reformasi yang dilakukan Louis XVI di Prancis, reformasi Stolypin di Rusia, dan reformasi Boxer di Cina. Permulaan revolusi ditandai dengan gembar-gembor soal kelemahan dan kelumpuhan negara, biasanya disebabkan oleh ketidakberdayaan pemerintah untuk memecahkan problem-problem utama di bidang militer, ekonomi, dan politik. Kehancuran rezim lama menimbulkan perpecahan di antara kaum konservatif yang berusaha menimilkan perubahan kaum radikal yang mengusahakan perubahan yang fundamental, dan kaum moderat yang mengusahakan suatu jalan tengah. Kup atau perang sipil seringkali terjadi. Biasanya yang pertama memperoleh kendali atas kekuasaan adalah kaum reformis. Di Iran, misalnya, Bazargan, sang pengkritik, yang pertama memegang kekuasaan setelah pemerintahan shah dipaksa mundur.

Related Posts

1 komentar:

  1. perlukah bagi anak bangsa memahami pemahaman tentang keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia

    BalasHapus