Senin, 26 September 2016

Pengertian Gangguan Fungsional, Laesional, dan Psikogen

| Senin, 26 September 2016
Pengertian Gangguan Fungsional, Laesional, dan PsikogenAda gejala-gejala keluhan, sakit, dan gangguan-gangguan fungsi yang disebabkan oleh: penyimpangan dan kerusakan organis, lalu orang menyatakan adanya sesuatu yang patah, retak, putus, pecah, rusak, cedera, ada laesio. Penderitaan dan gangguan-gangguan pada fungsi yang disebabkan oleh cedera/laesie tadi disebut: gangguan laesional. Dalam hal ini substansi atau zat-zat dan bagian-bagian dari tubuh ada yang cedera rusak, sehingga ada fungsi-fungsi yang terganggu. Selanjutnya, apabila terjadi gangguan-gangguan fungsi yang terus-menerus, maka bisa berlangsung laesie/cedera organis; misalnya emfyseem pada astma. Juga pada sakit lambung terdapat pada kerusakan selaput lendir. Sedangkan pada tumpat jantung, ada serabut-serabut dan peringan otot yang rusak.
Gangguan Fungsional, Laesional, dan Psikogen
Yang disebut gangguan fungsional ialah gangguan pada fungsi-fungsi fisik maupun pada fungsi-fungsi psikis.

Namun adakalanya terjadi gangguan-gangguan fungsional walaupun tidak terjadi cedera fisik, atau tidak ada laesie. Adapun sebab gangguan tersebut ialah: permasalahan psikis. Misalnya, oleh perasaan-perasaan cemas, takut gelisah, minder atau putus asa, tidak hanya terasa adanay sakit pada beberapa bagian tubuh (kepala, mata, kaki, punggung, perut, dan lain-lain) saja; akan tetapi pasien juga selalu lemah, tidak bergairah, merasa lesu, tidak mampu bekerja, dan menjadi depresif. Sehubungan dengan ini, perlu diperhatikan faktor-faktor sosial dan psikis yang menjadi penyebabnya. Artinya, situasi sosial yang rumit sulit, bisa menyebabkan banyak tekanan batin dan gangguan psikis. Ditambah lagi dengan sikap pribadi yang kliru, karena selalu menggunakan mekanisme pembelaan diri dan pelarian diri yang negatif (defence and escape mechanism), makin menumpuklah permasalahan-permasalahan; dan munculah kemudian kebingungan, kecemasan, rasa panik dan gangguan psikis.

Dalam kondisi tersebut di atas, obat mujarab yang diperlukan paling pertama oleh si penderita ialah: uluran keramahan yang spontan dan rasa perikemanusiaan yang hangat, untuk penyembuhannya. Sebab, penyembuhan pasien tidak hanya bergantung pada pemberian obat-obatan saja, akan tetapi juga pemahaman pada perasaan-perasaan dan kegelisaan hatinya. Khususnya pasien harus bisa mengatasi perasaan-perasaan hatinya yang murung negatif, lalu bisa menerima kondisi tubuh serta pribadi sendiri. Orang akan banyak menolong si penderita dengan jalan: mendengarkan baik-baik segala keluhannya, dan memberikan simpati pada dirinya Sebab barang siapa merasa dimengerti oleh orang lain, dia lebih tabah menanggung kesakitan dan kecemasannya, sama dengan seorang anak yang tabah menanggung sakit yang diderita apabila ia tahu bahwa ibunya ada di dekatnya, juga ikut merasakan kesengsaraannya. Oleh simpati dan pengertian orang lain itu, si penderita merasakan terlindungi dan terpelangkannya. Biasanya isis pikiran dan isi khayalan tadi berupa, hal-hal yang tidak menyenangkan dan tidak rasional, namun tidak bisa dibendung atau dilenyapkan, serta mempunyai sifat memaksa. Bersifat memaksa karena merupakan idea imperatif yaitu berupa keharusan yang tidak bisa di hindari.

Orang-orang yang psikotis jelas ini tidak mampu lagi mengendalikan kehidupan psikisnya. Ataupun, sebagian besar dari kehidupan psikisnya menjadi liar dan bebas, tidak bisa dikemudikan oleh kesadaran. Gambar-gambar halusinasi bermunculan secara spontan tampa dipanggil, bahkan tidak dikehendaki, berpawaih rendah dan riuh rendah di depan matanya. Sehingga sangat membingungkan dan melelahkan dirinya secara lahir maupun batin. Pikirannya tidak bisa di arahkan kepada satu tujuan. 

Related Posts

Tidak ada komentar:

Posting Komentar