Sabtu, 30 Desember 2023

Pengertian Pendidikan Menurut Ahli: 6 Konsep dan Contoh

| Sabtu, 30 Desember 2023

Pendidikan adalah salah satu hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Pendidikan bisa membantu manusia untuk mengembangkan potensi, keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang berguna untuk diri sendiri dan masyarakat. Pendidikan juga bisa membentuk karakter, kepribadian, dan identitas manusia sebagai makhluk sosial dan budaya.

Pengertian Pendidikan Menurut Ahl

Namun, apa sebenarnya pengertian pendidikan itu? Apakah pendidikan hanya sebatas proses belajar mengajar di sekolah? Apakah pendidikan hanya berhubungan dengan aspek kognitif atau intelektual saja? Apakah pendidikan hanya berlaku untuk anak-anak atau remaja saja?

Ternyata, pendidikan memiliki pengertian yang luas dan beragam, tergantung dari sudut pandang atau perspektif yang digunakan. Berbagai ahli dari berbagai bidang, seperti filsafat, psikologi, sosiologi, antropologi, dan lain-lain, telah memberikan definisi atau konsep tentang pendidikan sesuai dengan latar belakang dan pemikiran mereka.

Dalam artikel ini, kami akan membahas 6 pengertian pendidikan menurut ahli, yang meliputi:

  • Ki Hajar Dewantara
  • John Dewey
  • Paulo Freire
  • Jean Piaget
  • Lev Vygotsky
  • Malcolm Knowles

Kami juga akan memberikan penjelasan singkat dan contoh tentang masing-masing pengertian pendidikan tersebut. Selain itu, kami juga akan memberikan kesimpulan dan FAQ atau pertanyaan yang sering diajukan tentang topik ini. Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah wawasan Anda tentang pendidikan!

1. Ki Hajar Dewantara: Pendidikan sebagai Proses Pembudayaan

Ki Hajar Dewantara adalah tokoh pendidikan Indonesia yang dikenal sebagai Bapak Pendidikan Nasional. Ia adalah pendiri dan pengelola Taman Siswa, sebuah lembaga pendidikan yang berdiri pada tahun 1922 sebagai bentuk perlawanan terhadap sistem pendidikan kolonial Belanda.

Ki Hajar Dewantara memiliki konsep pendidikan yang berdasarkan pada falsafah atau ajaran Tri Sentra Pendidikan, yaitu:

  • Ing Ngarso Sung Tulodo: artinya, di depan harus memberi teladan
  • Ing Madyo Mangun Karso: artinya, di tengah harus membangkitkan semangat
  • Tut Wuri Handayani: artinya, di belakang harus memberi dorongan

Konsep pendidikan ini menekankan pada peran guru sebagai pembimbing, pengayom, dan pemberi inspirasi bagi murid, bukan sebagai penguasa, pengawas, atau pemberi hukuman. Guru harus bisa menyesuaikan diri dengan kebutuhan, minat, dan bakat murid, serta menghargai kreativitas, inisiatif, dan kemandirian murid.

Ki Hajar Dewantara juga memiliki pengertian pendidikan sebagai berikut:

“Pendidikan adalah usaha sadar untuk memajukan budi pekerti, pikiran, dan jasmani anak, agar dapat memajukan kesempurnaan hidup yaitu hidup dan menghidupkan anak, yang selaras dengan alam dan masyarakatnya.”

Pengertian pendidikan ini menunjukkan bahwa pendidikan adalah proses pembudayaan, yaitu proses penanaman dan pengembangan nilai-nilai budaya yang sesuai dengan alam dan masyarakat. Pendidikan tidak hanya berkaitan dengan aspek intelektual, tetapi juga aspek moral, emosional, fisik, dan sosial. Pendidikan juga tidak hanya berlaku di sekolah, tetapi juga di rumah, lingkungan, dan masyarakat.

Contoh pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara adalah:

  • Guru memberikan contoh yang baik dan bijaksana kepada murid, misalnya dengan bersikap jujur, sopan, dan bertanggung jawab.
  • Guru memberikan kesempatan kepada murid untuk mengeksplorasi dan mengekspresikan diri mereka, misalnya dengan melakukan kegiatan seni, olahraga, atau prakarya.
  • Guru memberikan bimbingan dan dukungan kepada murid, misalnya dengan memberikan pujian, saran, atau motivasi.
  • Guru mengajarkan murid tentang nilai-nilai kebangsaan, keagamaan, dan kemanusiaan, misalnya dengan mengadakan upacara bendera, doa bersama, atau kegiatan sosial.

2. John Dewey: Pendidikan sebagai Proses Pengalaman

John Dewey adalah tokoh pendidikan Amerika yang dikenal sebagai Bapak Pendidikan Progresif. Ia adalah seorang filsuf, psikolog, dan pendidik yang berpengaruh pada abad ke-20. Ia mengembangkan teori pendidikan yang berdasarkan pada pragmatisme, yaitu aliran filsafat yang menekankan pada pengalaman, tindakan, dan hasil sebagai dasar pengetahuan dan kebenaran.

John Dewey memiliki konsep pendidikan yang berdasarkan pada ide bahwa pendidikan adalah kehidupan itu sendiri, bukan persiapan untuk kehidupan. Ia menolak sistem pendidikan tradisional yang bersifat otoriter, rigid, dan memorisasi. Ia mengusulkan sistem pendidikan progresif yang bersifat demokratis, fleksibel, dan reflektif.

John Dewey juga memiliki pengertian pendidikan sebagai berikut:

“Pendidikan adalah proses rekonstruksi dan reorganisasi pengalaman yang meningkatkan makna pengalaman tersebut, dan yang meningkatkan kemampuan untuk mengarahkan jalannya pengalaman selanjutnya.”

Baca Juga: Pengertian Arsip 

Pengertian pendidikan ini menunjukkan bahwa pendidikan adalah proses pengalaman, yaitu proses belajar dari pengalaman yang telah dialami, dan menggunakannya untuk menghadapi pengalaman yang akan datang. Pendidikan tidak hanya berkaitan dengan penyerapan informasi, tetapi juga dengan pemahaman, aplikasi, dan evaluasi informasi. Pendidikan juga tidak hanya berlaku di kelas, tetapi juga di luar kelas, seperti di laboratorium, lapangan, atau masyarakat.

Contoh pendidikan menurut John Dewey adalah:

  • Guru memberikan masalah atau situasi nyata kepada murid, misalnya dengan menggunakan studi kasus, simulasi, atau proyek.
  • Guru memfasilitasi murid untuk mencari dan menemukan solusi sendiri, misalnya dengan melakukan observasi, eksperimen, atau diskusi.
  • Guru membantu murid untuk merefleksikan dan mengevaluasi proses dan hasil belajar mereka, misalnya dengan membuat laporan, presentasi, atau portofolio.
  • Guru menghubungkan materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari murid, misalnya dengan memberikan contoh, analogi, atau metafora.

3. Paulo Freire: Pendidikan sebagai Proses Pembebasan

Paulo Freire adalah tokoh pendidikan Brasil yang dikenal sebagai Bapak Pendidikan Kritis. Ia adalah seorang filsuf, pedagog, dan aktivis yang berjuang untuk hak-hak rakyat miskin dan tertindas. Ia mengembangkan teori pendidikan yang berdasarkan pada pembebasan, yaitu proses pembebasan diri dari penindasan, ketidakadilan, dan ketidakberdayaan.

Paulo Freire memiliki konsep pendidikan yang berdasarkan pada dialog, yaitu komunikasi dua arah antara guru dan murid yang saling menghormati, menghargai, dan mengkritisi. Ia menolak sistem pendidikan perbankan, yaitu sistem pendidikan yang bersifat otoriter, pasif, dan represif. Ia mengusulkan sistem pendidikan problem-posing, yaitu sistem pendidikan yang bersifat partisipatif, aktif, dan transformatif.

Paulo Freire juga memiliki pengertian pendidikan sebagai berikut:

“Pendidikan adalah praktek kebebasan, yaitu sarana yang digunakan oleh manusia untuk berpartisipasi secara kritis dalam transformasi dunia mereka.”

Pengertian pendidikan ini menunjukkan bahwa pendidikan adalah proses pembebasan, yaitu proses pembebasan diri dari kondisi sosial, ekonomi, politik, dan budaya yang menekan dan mengeksploitasi mereka. Pendidikan juga adalah proses transformasi, yaitu proses transformasi diri menjadi manusia yang lebih sadar, kritis, dan kreatif. Pendidikan juga adalah proses partisipasi, yaitu proses partisipasi dalam perubahan sosial yang lebih adil, demokratis, dan humanis.

Contoh pendidikan menurut Paulo Freire adalah:

  • Guru memberikan masalah atau isu sosial yang relevan dengan kehidupan murid, misalnya dengan menggunakan berita, film, atau cerita.
  • Guru mengajak murid untuk berdialog dan berdiskusi secara kritis dan reflektif tentang masalah atau isu tersebut, misalnya dengan menggunakan metode SCL, PBL, atau CBL.
  • Guru mendorong murid untuk beraksi dan berkontribusi dalam penyelesaian masalah atau isu tersebut, misalnya dengan melakukan advokasi, kampanye, atau aksi sosial.
  • Guru menginspirasi murid untuk menjadi agen perubahan yang peduli dan bertanggung jawab terhadap lingkungan dan masyarakat.

4. Jean Piaget: Pendidikan sebagai Proses Konstruksi

Pengertian Pendidikan Menurut Ahli

Jean Piaget adalah tokoh pendidikan Swiss yang dikenal sebagai Bapak Psikologi Genetik. Ia adalah seorang psikolog, biolog, dan epistemolog yang mengkaji perkembangan kognitif manusia dari masa bayi hingga dewasa. Ia mengembangkan teori pendidikan yang berdasarkan pada konstruktivisme, yaitu aliran psikologi yang menekankan pada konstruksi pengetahuan oleh individu berdasarkan pengalaman dan interaksi dengan lingkungan.

Jean Piaget memiliki konsep pendidikan yang berdasarkan pada tahapan perkembangan kognitif, yaitu:

  • Sensorimotor: tahap dimana anak belajar melalui indra dan gerak, dari usia 0 hingga 2 tahun
  • Praoperasional: tahap dimana anak belajar melalui bahasa dan simbol, dari usia 2 hingga 7 tahun
  • Operasional Konkret: tahap dimana anak belajar melalui logika dan aturan, dari usia 7 hingga 11 tahun
  • Operasional Formal: tahap dimana anak belajar melalui abstraksi dan hipotesis, dari usia 11 tahun ke atas

Konsep pendidikan ini menekankan pada peran murid sebagai pembelajar aktif yang membangun pengetahuan mereka sendiri sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif mereka. Guru harus bisa mengenali dan menghormati tahapan perkembangan kognitif murid, serta memberikan stimulus, bantuan, dan umpan balik yang sesuai.

Jean Piaget juga memiliki pengertian pendidikan sebagai berikut:

“Pendidikan adalah proses adaptasi intelektual yang terus-menerus, yang melibatkan dua proses komplementer, yaitu asimilasi dan akomodasi.”

Pengertian pendidikan ini menunjukkan bahwa pendidikan adalah proses konstruksi, yaitu proses konstruksi pengetahuan oleh individu berdasarkan pengalaman dan interaksi dengan lingkungan. Pendidikan melibatkan dua proses komplementer, yaitu:

  • Asimilasi: proses dimana individu menyesuaikan pengalaman baru dengan skema atau struktur pengetahuan yang sudah ada
  • Akomodasi: proses dimana individu menyesuaikan skema atau struktur pengetahuan yang sudah ada dengan pengalaman baru

Pendidikan juga adalah proses adaptasi, yaitu proses adaptasi intelektual yang terus-menerus untuk mencapai keseimbangan atau kesesuaian antara individu dan lingkungan.

Contoh pendidikan menurut Jean Piaget adalah:

  • Guru memberikan benda-benda konkret atau manipulatif kepada murid, misalnya dengan menggunakan balok, koin, atau kartu.
  • Guru meminta murid untuk melakukan aktivitas atau eksperimen dengan benda-benda tersebut, misalnya dengan menghitung, mengurutkan, atau mengelompokkan.
  • Guru mengamati dan menilai proses dan hasil belajar murid, misalnya dengan mengajukan pertanyaan, memberikan masalah, atau memberikan umpan balik.
  • Guru mengajak murid untuk merefleksikan dan menggeneralisasi pengetahuan mereka, misalnya dengan membuat kesimpulan, aturan, atau rumus.

5. Lev Vygotsky: Pendidikan sebagai Proses Mediasi

Lev Vygotsky adalah tokoh pendidikan Rusia yang dikenal sebagai Bapak Psikologi Sosio-Kultural. Ia adalah seorang psikolog, filsuf, dan pendidik yang mengkaji pengaruh sosial dan budaya terhadap perkembangan kognitif manusia. Ia mengembangkan teori pendidikan yang berdasarkan pada mediasi, yaitu proses intervensi atau perantaraan oleh faktor-faktor sosial dan budaya dalam pembelajaran.

Lev Vygotsky memiliki konsep pendidikan yang berdasarkan pada zona perkembangan proksimal, yaitu jarak atau selisih antara tingkat perkembangan aktual dan potensial individu. Tingkat perkembangan aktual adalah tingkat kemampuan individu untuk menyelesaikan masalah secara mandiri. Tingkat perkembangan potensial adalah tingkat kemampuan individu untuk menyelesaikan masalah dengan bantuan orang lain yang lebih kompeten atau berpengalaman.

Konsep pendidikan ini menekankan pada peran guru sebagai mediator atau fasilitator yang membantu murid untuk mencapai tingkat perkembangan potensial mereka. Guru harus bisa mengidentifikasi dan memanfaatkan zona perkembangan proksimal murid, serta memberikan scaffolding, yaitu bantuan atau dukungan yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan murid.

Lev Vygotsky juga memiliki pengertian pendidikan sebagai berikut:

“Pendidikan adalah proses mediasi yang melibatkan tiga elemen, yaitu subjek, objek, dan alat. Subjek adalah individu yang belajar, objek adalah masalah atau tujuan yang ingin dicapai, dan alat adalah sarana atau cara yang digunakan untuk mencapai tujuan.”

Pengertian pendidikan ini menunjukkan bahwa pendidikan adalah proses mediasi, yaitu proses intervensi atau perantaraan oleh faktor-faktor sosial dan budaya dalam pembelajaran. Pendidikan melibatkan tiga elemen, yaitu:

  • Subjek: individu yang belajar, yang memiliki tingkat perkembangan aktual dan potensial yang berbeda-beda
  • Objek: masalah atau tujuan yang ingin dicapai, yang memiliki tingkat kesulitan dan kompleksitas yang berbeda-beda
  • Alat: sarana atau cara yang digunakan untuk mencapai tujuan, yang bisa berupa alat fisik, seperti buku, pensil, atau komputer, atau alat psikologis, seperti bahasa, simbol, atau konsep

Pendidikan juga adalah proses interaksi, yaitu proses interaksi antara subjek, objek, dan alat, yang dipengaruhi oleh konteks sosial dan budaya.

Contoh pendidikan menurut Lev Vygotsky adalah:

  • Guru memberikan masalah atau tujuan yang sesuai dengan zona perkembangan proksimal murid, misalnya dengan menggunakan cerita, permainan, atau proyek.
  • Guru menyediakan alat-alat yang bisa membantu murid untuk menyelesaikan masalah atau mencapai tujuan, misalnya dengan menggunakan buku, media, atau model.
  • Guru berinteraksi dan berkolaborasi dengan murid, misalnya dengan memberikan instruksi, pertanyaan, petunjuk, atau umpan balik.
  • Guru mendorong murid untuk berinteraksi dan berkolaborasi dengan teman sebaya, misalnya dengan melakukan diskusi, kerja kelompok, atau peer tutoring.

6. Malcolm Knowles: Pendidikan sebagai Proses Andragogi

Malcolm Knowles adalah tokoh pendidikan Amerika yang dikenal sebagai Bapak Pendidikan Dewasa. Ia adalah seorang pendidik, peneliti, dan konsultan yang mengkaji teori dan praktik pendidikan dewasa. Ia mengembangkan teori pendidikan yang berdasarkan pada andragogi, yaitu ilmu dan seni membantu orang dewasa belajar. Ia membedakan antara pendidikan anak-anak (pedagogi) dan pendidikan dewasa (andragogi), dengan mengemukakan beberapa asumsi yang berbeda.

Malcolm Knowles memiliki konsep pendidikan yang berdasarkan pada lima asumsi tentang karakteristik orang dewasa sebagai pembelajar, yaitu:

  • Konsep diri: orang dewasa memiliki konsep diri yang mandiri dan bertanggung jawab, dan ingin dihormati sebagai individu yang unik dan berharga.
  • Pengalaman: orang dewasa memiliki pengalaman yang beragam dan berharga, yang bisa menjadi sumber belajar bagi diri sendiri dan orang lain.
  • Kesiapan: orang dewasa lebih siap untuk belajar jika materi atau tujuan belajar sesuai dengan kebutuhan, minat, dan tujuan hidup mereka.
  • Orientasi: orang dewasa lebih berorientasi pada masalah daripada mata pelajaran, dan lebih tertarik pada aplikasi daripada teori.
  • Motivasi: orang dewasa lebih termotivasi untuk belajar oleh faktor-faktor internal, seperti kepuasan, pengembangan diri, atau pengakuan, daripada faktor-faktor eksternal, seperti ijazah, sertifikat, atau gaji.

Konsep pendidikan ini menekankan pada peran murid sebagai pembelajar dewasa yang memiliki kebutuhan, minat, dan tujuan yang spesifik, serta memiliki potensi, keterampilan, dan pengalaman yang beragam. Guru harus bisa mengakomodasi dan memfasilitasi kebutuhan, minat, dan tujuan murid, serta menghargai dan memanfaatkan potensi, keterampilan, dan pengalaman murid.

Malcolm Knowles juga memiliki pengertian pendidikan sebagai berikut:

“Pendidikan adalah proses andragogi yang melibatkan empat prinsip, yaitu: (1) melibatkan murid dalam perencanaan dan evaluasi belajar, (2) menghubungkan belajar dengan pengalaman hidup murid, (3) mengorganisir belajar berdasarkan masalah atau situasi nyata, dan (4) memfokuskan belajar pada aspek-aspek yang relevan dan bermakna bagi murid.”

Pengertian pendidikan ini menunjukkan bahwa pendidikan adalah proses andragogi, yaitu proses membantu orang dewasa belajar dengan menghormati dan memanfaatkan karakteristik mereka sebagai pembelajar. Pendidikan melibatkan empat prinsip, yaitu:

  • Melibatkan murid dalam perencanaan dan evaluasi belajar: prinsip ini bertujuan untuk meningkatkan partisipasi, motivasi, dan tanggung jawab murid dalam belajar, serta untuk menyesuaikan belajar dengan kebutuhan, minat, dan tujuan murid.
  • Menghubungkan belajar dengan pengalaman hidup murid: prinsip ini bertujuan untuk meningkatkan relevansi, makna, dan transfer belajar, serta untuk memanfaatkan pengalaman murid sebagai sumber belajar bagi diri sendiri dan orang lain.
  • Mengorganisir belajar berdasarkan masalah atau situasi nyata: prinsip ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan pemecahan masalah, kreativitas, dan aplikasi belajar, serta untuk mengembangkan sikap kritis, reflektif, dan kolaboratif murid.
  • Memfokuskan belajar pada aspek-aspek yang relevan dan bermakna bagi murid: prinsip ini bertujuan untuk meningkatkan minat, kepuasan, dan pengembangan diri murid, serta untuk menghargai keunikan dan keberagaman murid.

Contoh pendidikan menurut Malcolm Knowles adalah:

  • Guru melibatkan murid dalam menentukan topik, tujuan, metode, dan evaluasi belajar, misalnya dengan menggunakan kontrak belajar, portofolio, atau self-assessment.
  • Guru menghubungkan materi pelajaran dengan pengalaman hidup murid, misalnya dengan menggunakan cerita, contoh, atau analogi.
  • Guru mengorganisir belajar berdasarkan masalah atau situasi nyata yang relevan dengan kehidupan atau pekerjaan murid, misalnya dengan menggunakan studi kasus, simulasi, atau proyek.
  • Guru memfokuskan belajar pada aspek-aspek yang relevan dan bermakna bagi murid, misalnya dengan menggunakan materi yang sesuai dengan minat, tujuan, atau nilai murid.

Kesimpulan

Pendidikan adalah salah satu hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Pendidikan bisa membantu manusia untuk mengembangkan potensi, keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang berguna untuk diri sendiri dan masyarakat. Pendidikan juga bisa membentuk karakter, kepribadian, dan identitas manusia sebagai makhluk sosial dan budaya.

Namun, pendidikan memiliki pengertian yang luas dan beragam, tergantung dari sudut pandang atau perspektif yang digunakan. Berbagai ahli dari berbagai bidang, seperti filsafat, psikologi, sosiologi, antropologi, dan lain-lain, telah memberikan definisi atau konsep tentang pendidikan sesuai dengan latar belakang dan pemikiran mereka.

Dalam artikel ini, kami telah membahas 6 pengertian pendidikan menurut ahli, yang meliputi:

  • Ki Hajar Dewantara: pendidikan sebagai proses pembudayaan
  • John Dewey: pendidikan sebagai proses pengalaman
  • Paulo Freire: pendidikan sebagai proses pembebasan
  • Jean Piaget: pendidikan sebagai proses konstruksi
  • Lev Vygotsky: pendidikan sebagai proses mediasi
  • Malcolm Knowles: pendidikan sebagai proses andragogi

Kami juga telah memberikan penjelasan singkat dan contoh tentang masing-masing pengertian pendidikan tersebut. Selain itu, kami juga telah memberikan FAQ atau pertanyaan yang sering diajukan tentang topik ini. Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah wawasan Anda tentang pendidikan!

FAQ

Q: Apakah pengertian pendidikan menurut ahli itu mutlak atau relatif? A: Pengertian pendidikan menurut ahli itu relatif, artinya tidak ada satu pengertian yang benar atau salah, tetapi bergantung pada sudut pandang atau perspektif yang digunakan. Setiap ahli memiliki latar belakang, pemikiran, dan tujuan yang berbeda-beda dalam mendefinisikan pendidikan. Oleh karena itu, kita harus bisa menghargai dan mengkritisi berbagai pengertian pendidikan menurut ahli, serta mengambil hikmah dan manfaatnya bagi kita.

Q: Apakah pengertian pendidikan menurut ahli itu tetap atau berubah? A: Pengertian pendidikan menurut ahli itu berubah, artinya tidak ada satu pengertian yang statis atau final, tetapi dinamis atau berkembang. Setiap ahli memiliki kontribusi dan pengaruh yang berbeda-beda dalam mengembangkan teori atau konsep pendidikan. Oleh karena itu, kita harus bisa mengikuti dan menyesuaikan diri dengan perkembangan dan perubahan pengertian pendidikan menurut ahli, serta mengaplikasikannya sesuai dengan konteks dan kondisi kita.

Q: Apakah pengertian pendidikan menurut ahli itu universal atau spesifik? A: Pengertian pendidikan menurut ahli itu universal dan spesifik, artinya ada beberapa aspek yang bersifat umum atau berlaku untuk semua orang, tetapi ada juga beberapa aspek yang bersifat khusus atau berlaku untuk kelompok atau individu tertentu. Setiap ahli memiliki pandangan dan pemahaman yang berbeda-beda tentang esensi, tujuan, dan metode pendidikan. Oleh karena itu, kita harus bisa membedakan dan mengintegrasikan pengertian pendidikan menurut ahli, serta mengimplementasikannya sesuai dengan kebutuhan dan situasi kita.

Q: Apakah pengertian pendidikan menurut ahli itu komplementer atau kontradiktif? A: Pengertian pendidikan menurut ahli itu komplementer dan kontradiktif, artinya ada beberapa aspek yang bersifat umum atau saling mendukung, tetapi ada juga beberapa aspek yang bersifat khusus atau saling bertentangan. Setiap ahli memiliki kelebihan dan kekurangan yang berbeda-beda dalam menjelaskan atau menerapkan pendidikan. Oleh karena itu, kita harus bisa membandingkan dan menyintesis pengertian pendidikan menurut ahli, serta mengkritisi dan memperbaiki pendidikan yang ada.

Q: Apakah pengertian pendidikan menurut ahli itu praktis atau teoretis? A: Pengertian pendidikan menurut ahli itu praktis dan teoretis, artinya ada beberapa aspek yang bersifat aplikatif atau berhubungan dengan praktik pendidikan di lapangan, tetapi ada juga beberapa aspek yang bersifat spekulatif atau berhubungan dengan teori pendidikan di kelas. Setiap ahli memiliki latar belakang dan pengalaman yang berbeda-beda dalam bidang pendidikan. Oleh karena itu, kita harus bisa menggabungkan dan menyeimbangkan pengertian pendidikan menurut ahli, serta menguji dan mengembangkan pendidikan yang ideal.

Related Posts

Tidak ada komentar:

Posting Komentar