Kamis, 05 Maret 2015

Pengertian Botox untuk Awet Muda

| Kamis, 05 Maret 2015


Pengertian Botox untuk Awet Muda - Botox adalah racun hasil mikrob Clostridium botulinum, biasanya ditemukan pada makanan kaleng yang sudah rusak. Botox sudah dikenal sejak lebih dari satu abad lalu. Dalam tiga decade terakhir, orang mengeksplorasi potensi racun itu untuk obat.

botox untuk awet mudah

botox


Pada prinsipnya, botox dapat melumpuhkan system penyampaian pesan di dalam tubuh sehingga menghilangkan konstraksi otot. Racun ini dapat melumpuhkan bahkan mematikan. Namun, pada dosis yang sangat rendah, botox dapat dipakai mengendurkan otot yang tegang.

Relaksasi otot juga membantu menghilangkan keriput, terutama di wajah sehingga botox pun laris sebagai obat awet muda. Di Jakarta sudah banyak dokter kulit menggunakan botox untuk terapi wajah. Tahun 1989, FDA menyetujui terapi botox. Jika di injeksikan ke otot yang sedang berkontraksi, maka botox akan terikat pada ujung neuromoskular dan mengganggu pelepasan asetilkolin sehingga menghambat kontraksi otot. Dalam dunia kecantikan, botox digunakan untuk menghilankan keriput di sudut mata, di antara alis, dan dahi. Botox juga dapat digunakan untuk menghilangkan lipatan-lipatan leher. Bahkan, racun ini dapat digunakan untuk untuk mencegah produksi keringat yang berlebihan.

Aplikasi botox dalam dunia medis juga tidak kalah banyak. Penderita stroke dengan gangguan motoric dapat diatasi dengan terapi botox. Botox juga digunakan untuk terapi cerebral palsy (CP) dan menghilangkan sakit kepala, seperti migrain. Botox yang diinjeksikan di dahi tidak hanya merelaksasi otot, tetapi juga menghambat pembebasan neurotransmitter yang berhubungan dengan rasa sakit.

Efek botox bergantung pada dosis dan bersifat temporer. Sel saraf dapat balik kembali menghasilkan asetilkolin setelah tiga bulan. Terapi botox biasanya berlangsung 10 sampai 15 menit. FDA menganjurkan infeksi botox tidak lebih dari selang tiga bulan dengan dosis efektif yang paling rendah.

Terapi botox harus dilakukan dengan sangat hati-hati dan terkontrol karena kelalaian dapat menyebabkan difusi botox dan berdampak fatal. Efek samping yang dapat terjadi adalah sakit kepala, infeksi saluran pernafasan, dan gejala influenza sebagai reaksi alergi. Ada juga kemungkinan terbentuknya antibody terhadap botox sehingga pasien kebal pada terapi berikutnya.

Related Posts

Tidak ada komentar:

Posting Komentar