Minggu, 28 Juni 2015

Pengertian Liberalisme

| Minggu, 28 Juni 2015
Pengertian Liberalisme - Istilah liberalism berasal dari bahasa Latin libertas atau dalam bahasa Inggris disebut dengan liberty yang artinya kebebasan. Liberalisme adalah suatu paham yang menghendaki adanya kebebasan untuk bertempat tinggal, kemerdekaan pribadi, hak untuk menentang penindasan, serta hak untuk mendapatkan prlindungan pribadi dan hak milik. Pada abad ke-19 liberales adalah nama sebuah partai politik di Spanyol yang memperjuangkan terbentuknya suatu pemerintahan yang berkonstitusi.
Tokoh Liberalisme

Makna Liberalisme
Sebagai suatu pergerakan liberalism telah dimulai pada masa renaissance. Pada masa itu manusia memperjuangkan kebebasan dari lingkungan gereja atau agama. Ide kebebasan tersebut kemudian berkembang menjadi suatu gerakan dalam bidang politik, ekonomi, dan kebudayaan. Kebebasan dalam bidang politik melahirkan konsepsi tentang Negara yang demokratis.

Di Perancis pada tahun 1789 meletus Revolusi Perancis sebagai puncak ketidakpuasan rakyat. Revolusi dipelopori oleh golongan berjouis bersama dengan golongan rakyat jelata lainnya. Revolusi ini memiliki semboyan liberty (kebebasan), egality (kesamaan), dan fraternity (persaudaraan). RevolusiPrancis berhasil menjatuhkan pemerintahan monarki absolut (system kerajaan yang sewenang-wenang) dan mendirikan Negara liberal yang berdasarkan konstitusi.

Salah satu dokumen penting yang dihasilkan pada saat terjadinya Revolusi Perancis adalah pernyataan Hak-hak Asasi Manusia dan Warga, yang dirumuskan pada tahun 1791. Rumusan dokumen tersebut juga menjadi bagian awal dari Konstitusi Prancis yang pertama. Hak-hak asasi yang dianggap dimiliki manusia dan warga sejak lahir, yaitu ha katas kemerdekaan pribadi, hak diperlakukan sama dalam hukum, hak kebebasan bertempat tinggal, ha katas milik pribadi, hak aatas keamanan milik pribadi, hak untuk membela diri, hak kebebasan untuk menyatakan pendapat, dan hak kebebasan memeluk agama.

Dari Prancis paham liberalism berkembang di berbagai Negara Eropa lainnya. Setelah melalui Perang Koalisi (1792-1815) Napoleon berhasil menduduki hampir seluruh Eropa, kecuali Inggris dan Rusia. Walaupun di negerinya sendiri Napoleon memeerintah secara dictator, tetapi di daerah yang di duduki ia selalu menekankan peerlunyapemerintahan yang liberal-demokratis dan anti terhadap pemerintahan monarki absolut dan feodalistis. Demikian halnya ketika di Perancis meletus Revolusi Juli tahun 1830 dan Revolusi Februari tahun 1848, semangat revolusi juga dengan menjalar ke Negara-negara sekitarnya, seperti Belgia, Italia, Australia, dan Jerman.

Related Posts

Tidak ada komentar:

Posting Komentar