Senin, 23 Mei 2016

Pengertian Perilaku Konsumen

| Senin, 23 Mei 2016
Pengertian Perilaku Konsumen - Perilaku Konsumen adalah suatu ilmu mengenai apa yang mendasari konsumen untuk memutuskan membeli dan mengkonsumsi berbagai macam produk. Adapun menurut griffin pengertian dari perilaku konsumen yaitu studi mengenai proses keputusan konsumen yang mendorong mereka membeli dan mengkonsumsi berbagai produk.
Pengertian Perilaku Konsumen

Perilaku Konsumen
Dalam memahami perilaku konsumen tentunya bagian pemasaran sangat bergantung pada bidang psikologi dan sosiologi. Hasilnya berfokus pada empat bidang yang menjadi pengaruh utama terhadap perilaku konsumen: psikologis, pribadi, social dan budaya. Dengan mengidentifikasi keempat pengaruh yang paling aktif, tenaga pemasaran mencoba menjelaskan pilihan konsumen dn meramalkan perilaku pembelian dimasa mendatang (Griffin, 2006: 289).
Perilaku Konsumen
  1. Pengaruh psikologis mencakup motivasi, persepsi, kemampuan belajar, dan sikap individu.
  2. Pengaruh pribadi mencakup gaya hidup, kepribadian, dan status ekonomi.
  3. Pengaruh sosial mencakup keluarga, pendapat pemimpin (orang yang pendapatnya diterima oleh orang lain), dan kelompok referensi lainnya seperti teman, rekan sekerja, dan rekan seprofesi.
  4. Pengaruh budaya mencakup budaya (cara hidup yang membedakan satu kelompok besar dengan kelompok lainnya), subkultur (kelompok yang lebih kecil, seperti kelompok etnis yang memiliki nilai-nilai bersama), dan kelas social (kelompok-kelompok berdasarkan peringkat budaya menurut kriteria seperti latar belakang, pekerjaan, dan pendapatan). Pengaruh-pengaruh pada perilaku konsumen dapat bersampak besar pada pilihan konsumen, akan tetapi ada juga yang tidak berpengaruh, misalnya para konsumen yang memperlihatkan loyalitas merek (brand loyality) yang tinggi. Orang-orang seperti ini umumnya tidak terpengaruh dengan faktor tadi dan tetap setia pada merek-merek pilihannya. Akan tetapi, banyak yang terpengaruh dari pengaruh social dan psikologis terhadap perilaku konsumsi seperti pakaian dan makanan.
  5. Kesadaran akan masalah / kebutuhan proses pembelian di mulai apabila konsumen menyadari suatu masalah atau kebutuhan. Setelah berolahraga berat, misalnya anda menyadari bahwa anda haus dan perlu minum, kesadaran akan kebutuhan juga terjadi sewaktu anda memiliki peluang untuk mengubah kebiasaan membeli anda.
  6. Pencarian informasi apabila telah menyadari kebutuhan, konsumen sering mencari informasi. Pencarian tersebut tidak selalu di lakukan secara intens, tetapi sebelum melakukan pembelian besar, banyak orang mencari informasi dari sumber-sumber pribadi, masyarakat umum, dan pengalaman. Sebelum membeli seped statis (untuk olahraga), anda dapat pergi ke perpustakaan dan membaca masalah yang relevan dari consumer reports <www.consumerreports.org>, atau anda dapat langsung mencoba mengendarai beberapa sepeda statis sebelum anda membeli.
  7. Evaluasi Alternative apabila anda berada di pasar untuk mencari satu set peralatan ski, Anda mungkin bertanya-tanya siapa yang membeli alat ski dan mengapa alat itu berbeda. Anda mungkin mengumpulkan beberapa pengetahuan itu selama tahap pencarian informasi dan menggabungkannya dengan apa yang telah anda ketahui sebelumnya. Dengan menganalisa atribut produk yang ada pada produk tertentu (warna, rasa, harga, prestise, kualitas, jasa), anda akan mempertimbangkan pilihan anda dan memutuskan produk apa yang paling memenuhi kebutuhan anda.
  8. Keputusan Membeli Akhirnya, para konsumen harus membuat keputusan membeli. Keputusan membeli didasarkan pada motif yang rasional, motif emosional, atau keduanya. Motif rasional mencakup evaluasi logis atas sejumlah atribut produk: biaya, kualitas, dan kegunaan. Motif emosional mencakup faktor-faktor non-objektif dan mencakup kemampuan bersosialisasi, meniru orang lain, serta estetika. Sebagai contoh, anda mungkin akan membeli merek jeans yang sama dengan yang digunakan teman anda agar nyaman berada di antara kelompok tersebut, bukan karena teman-teman anda kebetulan memiliki pemikiran mengenai jeans yang tahan lama dan berharga pantas.
  9. Evaluasi Pascapembelian pemasaran tidak berhenti dengan terjualnya produk. Apa yang terjadi setelah penjualn juga penting. Tenaga-tenaga pemasaran hingga konsumennya puas setelah mengkonsumsi produknya sehingga mereka di harapkan setelah mengkonsumsi produknya sehingga mereka di harapkan akan membelinya kembali. Karena konsumen tidak ingin menjalani proses pengambilan keputusan yang rumit setiap kali melakukan pembelian, mereka sering membeli kembali produk-produk yang telah mereka gunakan dan mereka sukai. Tidak seluruh konsumen puas atas pembelian mereka. Konsumen yang tidak puas pasti tidak akan membeli lagi produk-produk yang sama. Selain itu, konsumen yang tidak puas cenderung mengumbar pengalaman buruk mereka daripada konsumen yang merasa puas.

Related Posts

Tidak ada komentar:

Posting Komentar