Kamis, 22 September 2016

Masyarakat Modern dan Kemunculan Gangguan-Gangguan Psikis

| Kamis, 22 September 2016
Masyarakat Modern dan Kemunculan Gangguan-Gangguan Psikis - Banyak gangguan psikis muncul, karena anak sejak usia yang amat muda mendapatkan perlakuan yang tidak patut dalam situasi keluarganya. Pada hakikatnya, bukan maksud orang tua untuk dengan sengaja menyajikan lingkungan buruk itu. Namun kondisi ekonomis, kultural atau sosial lain memaksa rumah tangga menjadi berantakan, para anggota keluarga tercerai-berai, dan menjadi a-susila, misalnya. Pola kriminal dan tidak susila dari salah seorang anggota keluarga secara langsung dan tidak langsung mencetak pola yang sama pada anak-anak. Juga teman-teman sebaya (anak-anak remaja) dengan tingkah laku berandalan, dan perilaku-perilaku tetangga-tetangga yang tidak bertanggung jawab, semua itu memberikan banyak iritasi pada pribadi anak, yang pasti akan mengganggu perkembangan jiwanya.
Masyarakat Modern dan Kemunculan Gangguan-Gangguan Psikis

Masyarakat Modern dan Kemunculan Gangguan-Gangguan Psikis
Yang jelas ialah gangguan-gangguan psikis itu hampir-hampir tidak pernah disebabkan oleh satu sebab saja; akan tetapi disebabkan oleh kompleks faktor penyebab. Yaitu oleh:

  1. Faktor organis atau somatis; misalnya terdapat kerusakan pada otak dan proses dementia.
  2. Faktor-faktor psikis dan struktur kepribadiaannya; misalnya reaksi-neurotis dan reaksi-psikotis pribadi yang terbelah, pribadi psikopatis, dan lain-lain. Kecemasan, kesedihan, kesakitan hati, depresi, dan rendah diri bisa menyebabkan orang sakit secara psikis; mengakibatkan ketidakseimbangan mental dan desintegrasi kepribadiaanya. Maka struktur kepribadian, dan pemasakan pengalaman-pengalaman dengan cara yang keliru bisa menyebabkan orang terganggu jiwanya. Terutama sekali apabila bahan psikis ternyata jauh lebih berat dan melampaui kesanggupan memikul beban tersebut.
  3. Faktor-faktor lingkungan atau sosial, faktor-faktor milieu, pergaulan masyarakat luas: Usaha pembangunan, modernisasi, arus urbanisasi, mekanisasi, dan industrialisasi menyebabkan masyarakat modern menjadi sangat kompleks. Sehingga usaha penyesuaian diri terhadap perubahan-perubahan sosial yang serba cepat dan arus modernisasi menjadi sangat sulit. Maka banyak orang mengalami ketakutan, kecemasan, kebingungan, frustasi, konflik batin dan konflik terbuka dengan orang lain, serta menderita macam-macam gangguan psikis.
Kehidupan kota dengan pola berpacu, serta berlomba-lomba memperagakan kekuasaan dan kekayaaan menyebabkan banyak rasa cemburu, iri hati, ketakutan, kecemasan dan ketenangan batin pada penduduknya, yang menjadi persemaian subur pada timbulnya berbagai penyakit mental. Lebih-lebih dengan penonjolan interest sendiri dan rasa individualisme, kontak sosial di kota-kota menjadi loggar, menjadi semacam atom-atom yang berdiri sendiri. Dalam masyarakat sedemikian ini banyak anggotanya merasa kurang/tidak aman, menjadi kesepian, panik dan ketakutan, yang mengganggu keseimbangan jiwanya.

Juga oleh pengaruh ilmu pengetahuan, mekanisasi dan industrialisasi, kehidupan modern menjadi semakin terurai dalam fraksi-fraksi dan spesialisasi-spesialisasi serta pengkotakan-pengkotakan yang berdiri sendiri, sehingga masyarakatnya sulit diintegrasikan. Diistegrasi masyarakat mengakibatkan proses diistegrasi pada diri perorangan-perorangan penduduknya; dan ini menjadi faktor penyabab dari banyaknya gangguan psikis.

Masyarakat modern yang selalu memburu keuntungan komersil dan sangat individualistis itu selalu penuh persaingan, rivalitas dan kompetisi, sehingga banyak mengandung unsur-unsur eksplosif. Sebagai akibatnya banyak penduduk yang menderita ketegangan urat syaraf dan tekanan batin khususnya kalau tidak bisa memuaskan kebutuhan-kebutuhan hidup dan keinginannya yang sewaktu-waktu bisa meledak menjadi gangguan psikis. Maka kebudayaan modern, yang serba berpacu itu merefleksikan bentuk kebudayaan eksplosif, yaitu satu bigh tension culture (kebudayaan bertegangan tinggi) yang sangat melelahkan jiwa raga penduduknya; dan menstimulir banyak gangguan psikis.



Related Posts

Tidak ada komentar:

Posting Komentar