Pengertian Golongan Non-Elite - Golongan non-elite merupakan lapisan masyarakat yang paling
besar. Golongan yang termasuk non-elite adalah rakyat kebanyakan yang di Jawa pada masa itu disebut kelompok wong
cilik. Mereka terdiri dari para pedagang, golongan petani, pekerja-pekerja ahli
atau tukang dan kaum nelayan. Selain itu, pejabat-pejabat pemerintahan tingkat
rendah, prajurit, para seniman, dan golongan lainnya yang termasuk lapisan
lainnya.
Para Petani adalah Golongan Non-Elite |
Dalam perkembangan kerajaan-kerajaan Islam yang terdapat di
pantai, para pedagang adalah kelompok masyarakat non-elite yang paling
berpengaruh. Mereka umumnya bukan penduduk setempat. Misalnya saja di Banten,
pada abad ke 17 di ibu kota kerajaan telah tinggal dan bermukim banyak sekali
pedagang yang berasal dari luar Banten.
Mereka berasal dari Tanah Semenanjung, Benggala, Gujarat, Abesinia, Siam dan lain-lain. Di Aceh sekitar abad ke 17 juga banyak sekali pedagang asing yang bermukim. Mereka hanya terbatas pedagang hanya disekitar ibu kota kerajaan, sedangkan hasil dagangan dan hasil bumi yang mereka beli dibawah oleh pedagang pribumi.
Mereka berasal dari Tanah Semenanjung, Benggala, Gujarat, Abesinia, Siam dan lain-lain. Di Aceh sekitar abad ke 17 juga banyak sekali pedagang asing yang bermukim. Mereka hanya terbatas pedagang hanya disekitar ibu kota kerajaan, sedangkan hasil dagangan dan hasil bumi yang mereka beli dibawah oleh pedagang pribumi.
Golongan petani lebih banyak tinggal di daerah pedalaman
untuk menggarap tanah. Mereka memang terkadang sesekali datang juga datang ke
kota untuk menjual hasil bumi atau berbelanja keperluan sehari-hari yang tidak
terdapat di desa, misalnya garam, dan alat-alat rumah tangga.
Para petani itu ada yang memiliki sawah dan ladang yang
dikerjakan sendiri untuk keperluan hidupnya, tetapi ada juga petani yang hanya
mengerjakan sawah atau ladang orang lain (disebut petani penggarap). Di Banten
banyak sekali kaum bangsawan dan golongan elite yang memiliki sawah dan
dikerjakan oleh para petani penggarap sultan Aceh, misalnya Sultan Iskandar
Muda, mempunyai persawahaa disekitar kota yang dikerjakan oleh petani-petani.
Setelah panen, sebagian dari hasilnya diserahkan kepad Sultan dan disimpan
dalam gudang.
Di kota-kota pesisir terdapat golongan nelayan yang
pekerjaan pokoknya mencari ikan. Para nelayan biasanya bertempat tinggal di
tepi pantai. Banyak juga di antara mereka yang hanya menjual tenaganya karena tidak memiliki peerahu
sendiri dan alat penangkap ikan. Mereka penyewa perahu dan pemilik modal yang
biasanya terdiri dari lapisan atas dan golongan bangsawan. Di kerajaan Demak
para raja memiliki armada perahu dagang dan menjadi pemilik modal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar