Kamis, 29 September 2016

Fungsi Kemauan

| Kamis, 29 September 2016
Fungsi Kemauan - Dengan kemauannya manusia mengadakan pengaturan diri terhadap badan dan kehidupan psikisnya. Sebab, nafsu-nafsu manusia itu merupakan inti kecenderungan yang tidak terbatas yang tidak mudah dikendalikan, sering tanpa kekangan, sehingga perlu nafsu itu dikendalikan dan diatur oleh kemauan.
Fungsi Kemauan
Kemauan juga berfungsi sebagai unifikator atau pemersatu dari semua tingkah laku manusia; dan mengkoordinasikan segenap fungsi kejiwaan menjadi bentuk kerja sama yang supel serta harmonis. Maka kemauan yang sehat `akan menjadikan manusia satu kesatuan yang betul-betul menyadari tujuan hidupnya dalam setiap langkah dan tingkah lakunya.

Kemauan pada batas-batas tertentu bisa dilatih dan dididik; misalnya dengan jalan: konsentrasi, berpuasa, yoga, bertapa, sport, silat, dan lain-lain. Oleh karena itu ada pendidikan kemauan. Pendidikan kemauan ini sebagian besar berupa: pemupukan motif-motif yang menggerakkan kemauan. Karena itu perlu pemupukan motif-motif (Motivenkultur, Lindworsky). Barangsiapa yang memiliki kemauan yang kuat dan besar, harus memiliki motif yang jelas-tegas, sehingga mendorong dengan kuat berlangsungnya kemauan. Berilah kepada seseorang satu motif yang kokoh dan jelas, atau satu kompleks motif-motif, maka pastilah dia mampu melaksanakan perbuatan-perbuatan yang besar.

Dalam aktivitas pendidikan perlu adanya pendidikan kemauan. Sebab kemauan itu berfungsi sebagai pengatur dan unifikator dari segenap bagian kepribadian. Seperti halnya pikiran yang menciptakan orde pada khaos fakta di dunia, maka kemauan bisa menciptakan orde dan kemauan pada segenap unsur-bagian dari kepribadian (unsur kognitif, afektif, hasrat, minat, nafsu, ingatan, fantasi, dan lain-lain). Dan kemauan mengarahkan manusia pada tujua-tujuan menurut pola-pola pembimbing atau Leitmotiven tertentu.

Kemauan juga merupakan tenaga pengarah pada pemilihan nilai-nilai; sekaligus juga menjaadi pendukung dari aktivitas susila atau perbuatan-perbuatan baik, serta menghindari peerbuatan jahat. Jika kemauan kurang disadari dan kurangnya instingnya kurang, maka fungsi-fungsi subvolutif yaitu kehendak sampingan yang kecil-kecil dan tidak pokok akan berkuasa dan menentukan pembantukan tingkah laku; dan cederung jadi otonom mau berdiri sendiri.

Maka kemauan yang menjadi unifikator bagi semua tingkah laku dan mengkoordinasi semua unsur kejiwaan iitu adakalanya berkonflik dengan fungsi-subvolutif dan fungsi-fungsi kejiwaan lain yang ingin jadi otonom dan tidak mau di atur. Bila semua fungsi bagian dari fungsi subvolutif itu sudah otonom dan berdiri sendiri, maka hal inimengakibatkan: kepecahan pribadi; disebut pula sebagai pribadi majemuk. ambivalensi, ambitendensis, splitted personality, pluralisasi atau multiple personality.

Related Posts

Tidak ada komentar:

Posting Komentar