Jumat, 16 September 2016

Pengertian Oksitosin dan Derivatnya

| Jumat, 16 September 2016
Pengertian Oksitosin dan Derivatnya - Oksitosin adalah suatu hormon yang diproduksi di hipotalamus dan diangkut lewat aliran eksoplasmik ke hipofisis posterior yang jika mendapatkan stimulasi yang tepat hormon ini akan dilepas ke dalam darah. Hormon ini memiliki reseptor pada uterus dan mammae sehingga memperlihatkan efek fisiologi pada kedua organ tersebut. Pada uterus efek fisiologi oksitosin berupa konstraksi lewat kerja langsung pada otot polos maupun lewat peningkatan produksi yang berperan dalam persalinan sementara pada kelenjar mammae oksitosin bekerja dengan merangsang kontraksi sel mioepitel yang memiliki mammae, fungsi fisiologik ini meningkatkan gerakan ASI ke dalam duktus ini meningkatkan gerakan ASI ke dalam duktus alveolaris dan memungkinkan terjadinya ejeksi ASI.
Pengertian Oksitosin
Sekresi oksitoksin dari kelenjar hipofisis prosterior dapat distimulasi oleh berbagai rangsang. Impuls neural yang terbentuk dari perangsangan papila mammae, dan distensi vagina dan uterus merupakan stimulus primer dan sekunder bagi pelepasan oksitosin. Selain itu hormon estogen akan merangsang produksi oksitosin dan sebaliknya produksi iksitosin akan dihambat oleh peogesteron.

Selain di hipotalamus, oksitosin juga disintesis di kelenjar gonad, plasenta uri sejak kehamilan 32 minggu dan seterusnya. Konsentrasi oksitosin dan juga aktivitas uterus akan meningkat pada hari. Sensivitas uterus terhadap oksitosin akan meninggi seiring dengan usia kehamian. Pemberian oksitosin artifisial tidak menekan sekresi oksitosin endogen, sehingga mekanisme kerja oksitosin endogen yang dikombinasikan dengan oksitosin artifial dapat menimbulkan bahaya pada persalinan berupa stimulasi berlebih pada uterus, hal ini mengharuskan bidan dan tenaga kesehatan pada umumnya untuk tetap melakukan pemantauan ketat pada pemberian oksitosin antifiasial.

Oksitosin dapat diberikan melalui intramuskuler (IM), intravena (IV), sublingual dan intranasal, pada pemberian melalui IV efek kerja oksitosin dapat kelihatan dalam waktu satu menit dan penghematan infus kontraksi uterus masih berlangsung hingga 20 menit, pada pemberian melalui IV dianjurkan pemakaian pompa infus untuk memudahkan pemantauan.

Sediaan sintetik yang banyak beredar berupa suntikan oksitosin (Pitocin) yang dapat melalui IM atau IV, selain itu terdapat sediaan yang dapat diberikan melalui nasal berupa semprot hidung dan sediaan untuk pemberian sublingual dalam bentuk tablet. Untuk induksi partus dosis yang dibutuhkan adalah 10 unit dalam 1 liter dekstrosa 5%, dengan tetesan yang diatur sedemikian rupa sehingga dosis yang efektif untuk partus normal. Oksitosin harus disimpan di tempat yang tidak terkena cahaya dengan suhu 4-22 Derajat Celcius misalnya dalam lemari es.

Indikasi klinis pemberian oksitosin adalah sebagai berikut:

  1. Induksi partus,
  2. Mempercepat kelahiran plasenta
  3. mengurangi pendarahan pasca persalinan 
  4. mengurangi pembekakan kelenjar mummae pasca persalinan akibat adanya efek milk ejections.
Efek samping pemberian oksitosin yang paling banyak terjadi di samping komplikasi persalinan akibat stimulasi berlebih pada uterus diantaranya adalah mual, reaksi hipersensivitas dan hipoksia fetal akibat kontraksi pembuluh darah tali pusat (umbilikus). Pemberian oksitosin tidak boleh dilakukan pada persalinan dengan obstruksi mekanik pada jalan lahir seperti disproporsi sefalo-pervik atau plasenta previa. Oksitosin juga dapat mengakibatkan ketidakstabilan pada tekanan darah dan mengganggu keseimbangan cairan, dengan alasan tersebut maka oksitosin tidak boleh diberikan pada ibu hamil dengan pre ekalampsia dan penyakit jantung.

Related Posts

Tidak ada komentar:

Posting Komentar