Selasa, 19 April 2016

Pengertian Leksikologi dalam Ilmu Linguistik

| Selasa, 19 April 2016
Pengertian Leksikologi dalam Ilmu Linguistik - Leksikon dalam ilmu linguistik berarti pembadaharaan kata-kata itu sendiri, yang sering disebut leksem. Cabang linguistik yang berurusan dengan leksikon itu disebut leksikologi. Istilah leksikologi agak jarang dipakai karena urusan utama para ahli leksikologi adalah penyusunan kamus, dan penyusunan kamus disebut leksikografi. Leksikologi itu tidak lain adalah bentuk terapan dari leksiologi.
Pengertian Leksikologi
Setiap bahasa mempunyai pendaharaan kata yang cukup besar, meliputi puluhan ribu kata. Setiap kata mempunyai arti atau makna sendiri, dan urusan leksiografi tidak lain adalah pemerian arti masing-masing leksem.

Leksikologi jelas hubungan dengan fonologi. Ingatlah sekali lagi pasangan lupa: rupa dalam bahasa Indonesia. Satu-satunya perbedaan di antara keduanya ialah perbedaan antara /I/ dan /r/. Jadu, jelas tugas kedua fenom ini adalah membedakan laksem-laksemnya. Menurut Hilmy Khalil, Leksikologi adalah Ilmu Al-Ma'ajim Al-Nadzari, yaitu kajian teoritis tentang makna leksikal dalam sebuah kamus bahasa yaitu: karakteristik kosakata, komponennya, perkembangan maknanya dan lain sebagainya. Karena di dalamnya, leksikologi terkadang juga digolongkan sebagai bagian dari ilmu semantik (Ilm Al-Dilalah) cakupan leksikologi lebih terbatas pada perwajahan kamus dan hal-hal yang berhubungan dengan apa yang di kandungan kamus. 

Lepas dari hubungan leksikon dengan struktur fonologis itu, ada beberapa segi yang menarik perhatian, tetapi di sini akan disebutkan satu saja. Bandingkan laksem-laksem Inggris meat dan flesh. Perbedaan kedua laksem tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: apa yang dirujuk oleh kata meat adalah jenis makanan yang dapat dimakan, sedangkan apa yang rujuk oleh kata flesh sebaliknya. Akan tetapi, dalam bahasa Indonesia kedua-keduanya termasuk leksem daging, atau dalam leksem Belanda vlees. Jadi, yang dibedakan dalam bahasa Inggris adalah menurut mungkin tidaknya dimakan sedangkan dalam bahasa Indonesia dan Bahasa Belanda tidak ada perbedaan dalam hal itu. Contoh sederhana ini menunjukkan adanya sistem leksikal yang lebih berbelit-belit dalam bahasa tertentu bila dibandingkan dengan bahasa tertentu lainnya.

Related Posts

Tidak ada komentar:

Posting Komentar